Tak Disangka, Suku Dayak Losarang Ini Miliki Sawah Hektaran Setiap Panen 7 Ton
Anggota Suku Dayak Losarang Indramayu berbagi cerita soal sumber penghidupannya selama ini.
Anggota Suku Dayak Losarang Indramayu berbagi cerita. Dia mengaku memiliki belasan hektar tanah.
Lahan tersebut kini telah digarap menjadi area persawahan. Hingga setiap panen, dia mengaku mendapat bagian sebanyak 7 ton.
Seperti apa ceritanya? Berikut ulasan selengkapnya, dilansir dari kanal YouTube Kartika Hidro TV, Rabu (7/8).
Punya Banyak Sawah
Seorang pria paruh baya berpakaian adat khas Suku Dayak Indramayu kini tinggal di kaki Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat.
Secara khusus, dia mengaku telah mendapat tugas istimewa untuk menjaga area hutan hingga Gunung Tampomas.
Di balik kekentalan budaya dan adat istiadat yang dipegang teguhnya, siapa sangka jika pria yang akrab disapa Abah itu memiliki lahan luas di sekitar Indramayu.
"Jadi Abah ini di Indramayu ada banyak sawah," ungkapnya.
Abah pun mengaku, dia memiliki setidaknya sawah seluas 13 hektar. Namun, dia enggan menjelaskan dimana tepatnya letak dari belasan lahan miliknya itu di Indramayu.
"Sawahnya sekitar 13 hektar kalau ga salah," tambahnya.
Kini Disewakan
Belasan hektar area persawahan itu pun kini tak diurusnya sendirian. Sebab, Abah harus bertugas di area hutan dan kaki Gunung Tampomas seorang diri.
Lahan yang difungsikan sebagai area persawahan itu kini disewakan ke sejumlah petani setempat.
Hasil dari pertanian itu yang mampu menghidupinya kendati dia kini tinggal jauh dari pemukiman.
"Itu bukan milik saya sendiri, jadi yang mengolah juga sewa. Itu yang bisa menghidupi saya sehari-hari," terangnya.
Kebagian 7 Ton Tiap Panen
Setiap panen, Abah hampir selalu kebagian hasilnya dalam jumlah yang fantastis.
Setidaknya, dia selalu kebagian hasil pertanian sebanyak 7 ton setiap satu kali masa panen.
Hal itu pun membuat sang perekam video sontak mengaku takjub. Abah pun diketahui setidaknya bisa meraup pendapatan dalam jumlah Rp50 juta jika hasil pertanian tersebut dikonversi ke mata uang rupiah.
"Alhamdulillah sekarang masih kebagian 7 ton per panen, per tahunnya lah," ceritanya.
"Wah bisa sampai Rp50 juta ya abah per tahunnya?" tanya sang perekam video.
"Iya, bisa sekitar itu," balasnya.