4,5 juta penduduk Indonesia terancam gunung berapi aktif
Indonesia sendiri memiliki 127 gunung berapi aktif. Ada16 gunung yang terus dalam pantauan PVMBG karena status yang fluktuatif yang juga sewaktu-waktu bisa saja meletus.
Indonesia secara geografis merupakan laboratorium gunung berapi terbesar di dunia. Bagaimana tidak, dari jumlah gunung api aktif yang ada di dunia, 13 persennya ada di Indonesia. Hitung-hitungannya ada sekitar 4,5 juta warga terancam gunung berapi aktif yang tinggal di kawasan sekitarnya.
"Jadi ya itu memang ada 4,5 juta itu terancam gunung berapi aktif ini," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani, saat ditemui di kantor PVMBG, Kota Bandung, Rabu (5/7).
Jumlah itu masih dimasukan dalam kategori zona satu yang rekomendasinya hanya tidak boleh mendekat sampai 100 meter. "Kalau level naik lagi, itu zonanya bertambah, karena radius bisa sampai 500 meter (rekomendasinya)," imbuhnya.
Indonesia sendiri memiliki 127 gunung berapi aktif. Ada16 gunung yang terus dalam pantauan PVMBG karena status yang fluktuatif yang juga sewaktu-waktu bisa saja meletus. "Karena 16 gunung itu paling tidak pernah meletus satu kali," sebutnya.
Selanjutnya dalam catatan PVMBG ada 18 gunung yang saat ini statusnya di atas normal. Dari 18 gunung yang memiliki status di atas normal seperti waspada, siaga bahkan sampai awas sudah dipetakan PVMBG. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemda setempat dan BPBD untuk mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan.
Menyoal aktivitas kawah Sileri di kawasan Dieng yang meletus dan menyebabkan 12 orang luka-luka, saat ini statusnya sudah normal. Hanya saja, rekomendasi masyarakat dilarang berada dalam radius 100 meter masih belum bisa ditentukan sampai kapan. "Ini masih rekomendasi. Rekomendasi ini sudah dikeluarkan sejak April. Bahkan sebelum Lebaran kami kirim lagi karena khawatir banyak wisatawan," terangnya.
Selain Dieng, dia juga mengingatkan gunung berapi yang memiliki kawah dengan kandungan bahaya gas CO2 dan H2S. "Saya imbau Tangkuban Perahu tetap waspada. Yang mirip-mirip itu Papandayan. Itu banyak kandungan uap air, dia berkumpul. Itu bisa meletus. Erupsi (di Dieng) itu kejadiannya sesaat dan tiba-tiba. Itu terjadi padahal normal statusnya," paparnya.