46 Santri yang Kembali ke Kalbar Positif Covid-19
Pihaknya kembali memberlakukan penerapan hasil PCR negatif bagi santri yang akan kembali melalui jalur udara.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harisson mengatakan sebanyak 46 santri yang kembali pulang ke Kalbar terkonfirmasi positif COVID-19. Pihaknya kembali memberlakukan penerapan hasil PCR negatif bagi santri yang akan kembali melalui jalur udara.
"Untuk santri yang sudah kembali ke Kalbar sejak 28 Maret sampai 28 April 2021 yang melalui jalur udara. Kita melakukan tes PCR secara acak di Bandara Supadio, mereka pulang dalam rangka puasa dan lebaran," kata Harisson di Pontianak dilansir Antara, Jumat (30/4).
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Bagaimana penanganan kasus pencabulan pengasuh pondok pesantren? Kasus itu telah naik ke tahap penyidikan, sementara korban sedang didampingi pihak pihak P2TP2A untuk menghilangkan trauma
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Keajaiban apa yang terjadi pada santri Pesantren Buntet tersebut? Yang lebih mengejutkan, saat Kiai Abbas tengah berdoa, tiba-tiba terdengar suara dari jenazah yang meminta agar tidak dikuburkan."Ya kiai, saya masih hidup, tolong jangan dikuburkan," kata jenazah tersebut.
-
Apa yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Canga'an? Penamaan kompleks kamar santri menggunakan nama daerah di nusantara. Mulai dari Madura, Bangkalan, Jawa. Penyebutan kata Jawa pada masa Hasyim Asyari, meliputi Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia. Ada kemungkinan para santri berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara.
Dia menjelaskan sebelumnya pihaknya telah melonggarkan syarat masuk ke Kalbar untuk para santri, dimana mereka yang tes antigen negatif dari daerah tujuan untuk bisa pulang ke Kalbar.
"Namun, setelah melalui tes PCR di Supadio, hasilnya malah banyak yang positif sekitar 46 orang atau 5 persen dari sampel yang kami ambil acak sebanyak 963 orang, sehingga aturan untuk masuk ke Kalbar bagi santri agar tes PCR negatif," katanya.
Untuk itu pihaknya kembali mengubah kebijakan sehingga pelajar yang akan masuk ke Kalbar yang masuk melalui udara harus menunjukkan surat keterangan negatif uji usap PCR maksimal 3x24 jam sejak pengambilan sampel.
"Ini kita lakukan karena setelah diperiksa, nilai sampel santri yang negatif CT-nya rendah dan viralloadnya tinggi, sehingga ini sangat berbahaya bagi orang-orang yang ada di sekitar mereka, jika mereka berkumpul bersama keluarganya," tuturnya.
Untuk itu, masyarakat harus mengerti, pihaknya bukan memberatkan masyarakat yang akan datang atau pulang ke Kalbar, tetapi justru ingin melindungi masyarakat dan mencegah penyebaran COVID-19 lebih jauh di tengah masyarakat.
Baca juga:
Data Terbaru Kasus Positif Covid-19 di Indonesia
Menkominfo Catat Ada 177 Hoaks soal Vaksin Covid-19
Gelombang Ketiga Covid-19 di Eropa, Kemenkes Minta Masyarakat Waspada
Kapolda Sumut: Kemungkinan Ada Tersangka Baru Kasus Daur Ulang Alat Rapid Test
Muncul Klaster Tarawih, Menag Minta Edukasi Panduan Ibadah Ramadan Lebih Intensif