482 Kilometer Pantai di Riau Terdampak Abrasi, Ini Solusinya
Hilangnya ekosistem mangrove di sejumlah kabupaten pesisir timur Pulau Sumatera menyebabkan abrasi parah. Sekitar 482 kilometer pantai di Provinsi Riau bahkan sudah tergerus air laut.
Hilangnya ekosistem mangrove di sejumlah kabupaten pesisir timur Pulau Sumatera menyebabkan abrasi parah. Sekitar 482 kilometer pantai di Provinsi Riau bahkan sudah tergerus air laut.
"Berdasarkan data yang ada, seluas 482 kilometer panjang pantai di Provinsi Riau terdampak abrasi. Bisa dibayangkan berapa luas kawasan daratan yang hilang akibat rusaknya ekosistem mangrove," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Riau Makmun Murod, Selasa (27/12).
-
Apa yang menjadi daya tarik utama ekosistem mangrove di Teluk Pangpang? Daya tarik utama pada ekosistem mangrove di Teluk Pangpang ialah potensi keragaman kehidupan liarnya, terutama burung air dan burung yang sedang migrasi.
-
Apa fungsi utama dari hutan mangrove di pesisir? Fungsi hutan mangrove yang paling utama adalah mencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang laut.
-
Kapan Ekowisata Bale Mangrove diresmikan? “Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
-
Apa saja yang ada di Graha Mangrove? Tempat ini memiliki area hutan mangrove yang luas dan memiliki berbagai fasilitas seperti jalur hiking, jembatan kayu, dan ruang kelas untuk pelatihan.
-
Kenapa melestarikan hutan mangrove sangat penting? Untuk itu melestarikan hutan mangrove sangat diperlukan.
-
Dimana lokasi Bontang Mangrove Park? Wisata ini berlokasi di Jl. Cut Nyak Dien, Bontang Baru, Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Menurut Murod, ekosistem mangrove di Provinsi Riau mengalami tekanan yang luar biasa. Pembalakan kayu bakau secara ilegal untuk industri barang, fondasi rumah dan kebutuhan manusia lainnya, menyebabkan degradasi ekosistem mangrove yang berdampak luas.
Menurutnya, formasi mangrove yang seharusnya menjadi penghalang terhadap gelombang besar di Selat Malaka telah hilang. Tanah gambut yang rapuh di garis pantai tentu dengan mudah terkikis gelombang.
"Bila hal ini terus dibiarkan, akan memengaruhi kedaulatan negara dengan semakin menyempitnya luas pulau-pulau terluar yang dimiliki Indonesia, antara lain di Pulau Rangsang Meranti dan Kabupaten Bengkalis," katanya.
Rehabilitasi Menyeluruh
Tak hanya itu, Murod juga mewanti-wanti jika pembalakan kayu terus dibiarkan adalah hilangnya pencarian masyarakat, akibat rusaknya kebun-kebun, baik berupa kebun kelapa, sagu, dan sumber mata pencarian lainnya.
Murod menjelaskan, rehabilitasi mangrove di Riau tidak bisa dilakukan dalam bentuk kegiatan penanaman mangrove saja. Namun, diperlukan pembangunan bangunan sipil teknis, yang berfungsi sebagai penahan atau pemecah gelombang.
"Teknis rekayasa tanaman juga perlu dilakukan karena substrat atau media tanam tidak lagi pasir berlumpur, tetapi sudah sampai pada formasi tanah gambut," jelasnya.
Murod mengingatkan, rehabilitasi mangrove yang terdegradasi perlu diidentifikasi dengan baik agar optimal identifikasi ekosistemnya dan identifikasi peluangnya.
"Rehabilitasi mangrove harus dilakukan secara menyeluruh, baik dari aspek sosial, fungsi kawasan kepemilikan lahan, dan kesiapan masyarakat dari aspek ekologis. Dan harus rencanakan dengan kebutuhan masing-masing lokasi," terangnya.
Karena itu, Murod berharap dengan program mangrove untuk ketahanan masyarakat di kawasan pesisir melalui program Indonesia's Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) mampu meningkatkan pengelolaan mangrove yang lebih baik lagi ke depannya.
"Meningkatkan ketahanan masyarakat positif, pendekatan pengelolaan landscape terpadu diharapkan mampu mencapai tujuan sosial ekonomi dan lingkungan di wilayah yang menjadi sasaran," ucap Murod.
Selain itu, Murod memastikan dengan melakukan metode yang benar, penguatan pengelolaan pesisir melalui rehabilitasi, konservasi, dan pemanfaatan mangrove berkelanjutan sekaligus, dapat meningkatkan mata pencarian masyarakat pesisir.
"Melalui sistem mangrove yang lestari tentu menjadi tujuan kita bersama agar mampu menjaga ketahanan iklim dunia," imbuhnya.
Riau Target Utama Rehabilitasi Mangrove Nasional
Provinsi Riau menjadi satu di antara daerah yang menjadi target utama rehabilitasi mangrove nasional. Hal ini tertuang di dalam Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 Tentang Badan Restorasi Gambut.
Menurut Murod, untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan upaya bersama semua pihak, baik pemerintah, swasta, akademisi, NGO dan masyarakat.
"Rehabilitasi mangrove penting dilakukan dalam ekosistem mangrove yang terdegradasi, lahan-lahan potensial, dan lahan yang berpeluang. Untuk menjadi rehabilitasi perlu diidentifikasi agar tujuan pemulihan ekosistem mangrove dapat tercapai," jelas Murod.
"Identifikasi peluang dan potensial rehabilitasi mangrove dilakukan secara menyeluruh, baik dari aspek sosial terutama fungsi kawasan, kepemilikan lahan dan kesiapan masyarakat, aspek ekologis, di mana rencana rehabilitasi disesuaikan dengan kebutuhan rehabilitasi masing-masing lokasi," tambah Murod.
Murod mengajak seluruh stakeholder, mitra pembangunan untuk memberikan dukungan dan dedikasinya bagi kemajuan daerah.
"Mari kita berikan dedikasi yang terbaik bagi kemajuan Riau terutama dari sisi lingkungan. Semoga kita mampu menjaga alam ini demi kita dan anak cucu kita di masa yang akan datang," pungkasnya.
(mdk/yan)