5 Anggota Kodam Brawijaya Dinonaktifkan Terkait Peristiwa di Asrama Papua
Lima anggota Kodam V/Brawijaya dinonaktifkan untuk kepentingan penyidikan, terkait insiden di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan Surabaya, Jumat (16/8).
Lima anggota Kodam V/Brawijaya dinonaktifkan untuk kepentingan penyidikan, terkait insiden di depan Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan Surabaya, Jumat (16/8).
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Letkol Arm Imam Haryadi membenarkan, salah satu yang dinonaktifkan adalah Mayor Inf N.H. Irianto Danramil 0831/02 Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang terjadi di video yang viral tentang Brimob dan TNI di Papua? Sebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi memanas.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di Papua Nugini? Hasil penelitian menunjukkan, tengkorak manusia yang ditemukan di pantai utara Papua Nugini pada 1929 diperkirakan merupakan korban tsunami tertua di dunia.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
"Ya benar. Jadi sementara dibebastugaskan dalam rangka mempermudah penyidikan. Kemudian juga mempertimbangkan jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Imam, Minggu kemarin. Dikutip dari Liputan6.com.
Sanksi berupa skorsing ini dijatuhkan lantaran lima anggota TNI itu diduga melanggar kedisiplinan. Ini berdasarkan video yang sudah beredar luas di media sosial.
Namun pihaknya membantah kalau sanksi ini terkait kasus ujaran rasial yang memicu kerusuhan di Papua. Imam menuturkan, skorsing diberikan karena anggotanya tidak mengedepankan cara komunikasi yang baik dan persuasif.
Terutama saat menghadapi masalah di lapangan. Sempat terjadi ketegangan saat sejumlah ormas berada di depan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.
"Yang jelas sudah kelihatan dalam video tersebut, dia (anggota TNI) tidak menampilkan jati diri seorang aparat. Dia marah-marah. Itu tidak boleh, itu yang kami sesalkan. Sementara perintah kita jelas. Di metode kami jelas bagaimana komunikasinya saat menemukan permasalahan di lapangan," kata dia.
Terkait dugaan ujaran rasional, Imam menuturkan, pihaknya menyerahkan kasus itu ke polisi.
"Kalau ujaran rasisme, rasial itu, video tersebut, itu kita serahkan prosesnya di Polda. Posisi saat itu sangat ramai, asal suara itu tidak jelas. Kita juga tidak bisa serta merta menyalahkan, nanti penyidikan tersebut kita percayakan ke kepolisian," kata dia.
Untuk skorsing kelima anggotanya, Imam belum bisa memastikan berapa lama. Ia menuturkan, lamanya skorsing tergantung proses penyidikan oleh Pomdam V/Brawijaya.
"Saat ini pada tingkat penyidikan, di internal Pomdam V/Brawijaya. (Skorsing) tunggu kelengkapan penyidikan dan persidangan di pengadilan militer," tutur dia.
Baca juga:
Jokowi Sebut PON 2020 di Papua Akan Jadi Arena Rayakan Keragaman
Demo di Depan Monumen Mandala Makassar, Mahasiswa Kecam Rasisme Papua
Menteri Nasir Jamin Mahasiswa Papua di Seluruh Indonesia akan Dilindungi
Polda Jatim Periksa Korlap Ormas Mak Susi Terkait Insiden di Asrama Mahasiswa Papua
Seruan Perdamaian untuk Masyarakat Papua
Lagu Papua Bergema di Surabaya