5 Cerita keris yang melegenda di Tanah Jawa
Keris Indonesia telah dikukuhkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia.
Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat menerbitkan empat judul buku tentang keris. Buku tersebut berjudul 'Jelajah Keris Bali Pusaka Budaya Nusantara'.
"Buku jilid pertama telah berhasil diluncurkan tahun 2013 dan kini dalam proses penyusunan buku jilid II yang diharapkan rampung September mendatang," kata Ketua tim penyusunan buku tersebut Prof Wayan Geriya di Denpasar, Kamis (12/6) kemarin.
Buku yang disusun atas gagasan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra itu diharapkan bisa dilanjutkan dalam penerbitan buku jilid III tahun 2015 serta penggabungan buku jilid I, II dan III pada tahun 2016. Penggabungan ketiga buku Jelajah Keris Bali Pusaka Budaya Nusantara akan ditertibkan dalam dua bahasa yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Buku yang diharapkan menjadi monumental itu untuk dokumentasi di Bali, khususnya Kota Denpasar kepada 208 negara yang selama ini menjadi anggota UNESCO. Hal itu karena keris Indonesia termasuk Bali telah dikukuhkan sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia.
Berbicara mengenai Keris tak lepas dengan sejarah nusantara. Tak heran jika pemerintah Denpasar menerbitkan buku mengenai Keris.
Bahkan Keris memiliki cerita filosofi dan tak jarang hal gaib disangkutpautkan pada benda tajam tersebut. Inilah cerita legenda mengenai keris di Indonesia yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber:
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Siapa yang sangat ditekankan dalam budaya gotong royong di Indonesia? Keempat, gotong royong dan semangat kebersamaan tercermin dalam budaya masyarakat Indonesia, di mana solidaritas dan kepedulian terhadap sesama sangat ditekankan.
-
Kenapa pantun nasihat penting dalam budaya Indonesia? Oleh karena itu, contoh pantun nasihat juga dapat menjadi motivasi dan inspirasi bijak dalam menjalani kehidupa bermasyarakat.
-
Apa yang ditampilkan di Imah Saba Budaya Baduy? Imah Saba Budaya Baduy merupakan mini museum yang menampilkan kekayaan tradisi warga adat Baduy. Di sana ditampilkan berbagai arsip tentang kesenian, kehidupan dan berbagai hal lainnya seputar warisan leluhur masyarakat adat secara turun temurun.
-
Kapan Kain Batik Besurek ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia? Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kain ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2015 silam.
-
Di mana letak lokasi destinasi wisata terbaik Indonesia menurut Travelers’ Choice Award for Destinations versi TripAdvisor? Lokasinya tak lain adalah Bali yang begitu populer di mata warga mancanegara. Bahkan, Bali dinobatkan sebagai destinasi terpopuler kedua di dunia 2023, mengungguli London dan Paris dalam Travelers’ Choice Award for Destinations versi TripAdvisor.
Keris Mpu Gandring
Keris tanpa sarung dan berbentuk setengah jadi ini, sejarahnya tak lepas dari berdirinya kerajaan Singasari di Malang. Keris ini dibuat Mpu Gandring ('Mpu',gelar untuk pandai logam yang sangat sakti) atas pesanan Ken Arok salah seorang tokoh penyamun.
Ceritanya, belum sempat Mpu Gandring menyelesaikan sarung keris, Ken Arok sudah meminta keris dan membunuh Mpu Gandring. Mpu Gandring sempat mengeluarkan kutukan bahwa keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Hal inilah akhirnya membuat keris ini banyak menyimpan misteri dan keanehan.
Dari mulai pamor keris yang konon bisa mengeluarkan cahaya biru hingga kutukan yang memakan korban jiwa. Korban jiwanya biasanya dari kalangan elit kerajaan. Setidaknya dari sejarah diketahui bahwa keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni: Terbunuhnya Tunggul Ametung, Ken Arok dan Anusopati.
Dan sejak terbunuhnya Tohjaya, pemimpin kerajaan Singosari saat itu, Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.
Keris Pusaka Keris Naga Sasra dan Sabuk Inten
Dua benda keris ini merupakan peninggalan zaman kerajaan Majapahit. Keris pusaka luk 13 ini bertahtakan emas. Keris ini terdapat pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya V (1466-1478). Pembuatnya adalah Pangeran Mpu Sedayu (Mpu Supa Mendagri/Mpu Pitrang).
Nama keris Naga Sasra menjadi terkenal karena menjadi topik dalam cerita silat karya S.H. Mintarja. Dalam cerita silat tersebut diceritakan bahwa Mahesa Jenar, salah satu muridnya Syeh Siti Jennar, mantan perwira tinggi kerajaan Demak pada masa kerajaan Demak Bintoro mencari kedua benda pusaka tersebut yang konon bagi siapa yang mendapatkannya akan menjadi pewaris sah tahta kerajaan Demak.
Keris Pusaka Setan Kober
Keris Pusaka Setan Kober dibuat oleh Mpu Supo Mandrangi, putra seorang empu di Tuban, Jawa Timur. Supo Mandrangi kemudian memeluk agama Islam dengan menjadi murid Sunan Ampel, dengan tetap membawa kemampuannya membuat keris.
Keris Pusaka Setan Kober, aslinya bernama 'Bronggot Setan Kober', dibuat pada awal kerajaan Islam Demak Bintoro. Keris tersebut kemudian dimiliki oleh Djafar Shodiq atau Sunan Kudus yang kemudian diberikan pada murid kesayangannya Arya Penangsang, Adipati Jipang Panolan.
legendanya, Keris Pusaka Setan Kober sangat ampuh, tapi membawa hawa (perbawa) panas, sehingga yang membawa keris tersebut akan mudah marah. Sifat pemarah Arya Penangsang disinyalir karena hawa pusaka keris tersebut.
Keris ini digunakan Arya Penangsang pada waktu dia perang tanding melawan Sutawijaya.? Sampai saat ini bentuk dari kerus ini tak diketahui seperti apa.
Ada yang menyebutkan bahwa keris ini sengaja dimusnahkan karena telah banyak membunuh orang-orang penting pada masa lalu, jika tidak dimusnahkan dipercaya bahwa keris ini akan membawa sial, sebab dianggap telah 'haus darah'.
Keris Condong Campur
Dalam sejarahnya, Kerajaan Majapahit meninggalkan banyak jenis keris pusaka, salah satunya Keris Condong Campur atau dikenal juga dengan Keris Kanjeng Kyai Condong Campur.
Menurut sejarahnya, keris ini dibuat oleh seratus orang mpu. Bahan kerisnya diambil dari berbagai tempat. Dan akhirnya keris ini menjadi keris pusaka yang sangat ampuh tetapi memiliki watak yang jahat.
Sejarahnya, Kerjaan Majapahit yang memiliki banyak keris, membuat muncul legenda yang mengatakan adanya pertengkaran antara beberapa keris. Keris Sabuk Inten yang merasa terancam dengan adanya keris Condong Campur akhirnya memerangi Condong Campur. Dalam pertikaian tersebut, Sabuk Inten kalah. Sedangkan keris Sengkelat yang juga merasa sangat tertekan oleh kondisi ini akhirnya memerangi Condong Campur hingga akhirnya Condong Campur kalah dan melesat ke angkasa menjadi Lintang Kemukus (komet atau bintang berekor), dan mengancam akan kembali ke bumi setiap 500 tahun untuk membuat huru hara, yang dalam bahasa Jawa disebut ontran-ontran.
Keris ini, Panjang bilahnya berbentuk sedang dengan kembang kacang, satu lambe gajah, satu sogokan di depan dan ukuran panjangnya sampai ujung bilah, sogokan belakang tidak ada. Selain itu, keris ini juga menggunakan gusen dan lis-lis-an.
Keris Sunan Kalijaga
?Senjata Pusaka Sunan Kalijaga ini disebut Keris Kyai Carubuk. Pembuat Keris ini adalah Mpu Supa Madrangki, ahli keris dari kerajaan Majapahit yang hidup di sekitar abad ke 15.
Menurut legendanya, saat itu Sunan Kalijaga meminta tolong untuk dibuatkan keris coten-sembelih (pegangan lebai untuk menyembelih kambing). Lalu oleh beliau diberikan calon besi yang ukurannya sebesar biji asam jawa. Mengetahui besarnya calon besi tersebut, Empu Supa sedikit terkejut.
Dia berkata besi ini bobotnya berat sekali, tak seimbang dengan besar wujudnya dan tidak yakin apakah cukup untuk dibuat keris. Lalu Sunan Kalijaga berkata kalau besi itu tidak hanya sebesar biji asam jawa tetapi besarnya seperti gunung. Karena perkataan Sunan Kalijaga tersebut, pada waktu itu juga besi menjelma sebesar gunung.
AKhirnya Mpu Supa mengerjakan pembuatan keris. Saat keris jadi, Sunan Kalijaga menjadi kaget karena kagum, hasil hasil keris itu berbeda jauh sekali dengan yang dimaksudkannya. Maksud semula untuk dijadikan pegangan lebai, ternyata yang dihasilkan keris asli Majapahit, luk tujuh belas. Karena berwarna kemerahan, keris itu dinamakan Kyai Sengkelat (artinya bersemu merah) sedangkan jumlah luknya yang tujuh belas melambangkan jumlah rakaat salat lima waktu.