5 Kegeraman Bung Karno pada Singapura
Sebenarnya keributan Indonesia dengan Singapura ini sudah berlangsung lama, sejak era pemerintahan Bung Karno.
Beberapa waktu lalu sedang ramai berita memanasnya hubungan Indonesia dan Singapura. Penyebabnya adalah pemberian nama Kapal Perang RI (KRI) dengan nama Usman-Harun. Singapura protes karena menganggap Usman dan Harus adalah teroris yang dihukum gantung di negeri singa itu.
Sementara pemerintah Indonesia beranggapan lain. Usman dan Harun adalah pahlawan nasional. Kedua anggota KKO Angkatan Laut (sekarang Marinir), itu tewas dalam menjalankan misi peperangan di Singapura.
Sebenarnya keributan Indonesia dengan Singapura ini sudah berlangsung lama. Selain masalah militer, masalah ekonomi juga turut menggerus hubungan Jakarta-Singapore pada masa pemerintahan Presiden Pertama RI Soekarno . Berikut ini 5 kegeraman Soekarno kepada Singapura:
-
Kapan Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu. Istri Munir, Suciwati juga turut diperiksa oleh Komnas HAM.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kenapa Komnas HAM memeriksa Usman Hamid? Komnas HAM memeriksa mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Munir, Usman Hamid untuk menyelidiki kasus pembunuhan Munir yang terjadi 20 tahun lalu.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Kenapa Iman Usman jadi perbincangan hangat? Seketika sosok Iman Usman banyak dicari tahu publik lantaran kerap tampil bersama Prilly.
Dolar dan Kartel Singapura menguasai Sumatera
Presiden Pertama RI Soekarno butuh waktu tidak singkat untuk menyingkirkan dominasi ekonomi Singapura di kepulauan Riau, Sumatera. Sebab negeri jajahan Inggris itu sudah terlampau kuat menancapkan kukunya di Sumatera.
Salah satu cara Soekarno menyikat dominasi ekonomi Singapura di Sumatera adalah melalui kampanye konfrontasi dengan Malaysia, yang juga sama-sama negara jajahan Inggris. Soekarno secara diam-diam membangun tim ekonomi yang hampir seluruhnya terdiri dari orang-orang Sumatera, para pengusaha, dan semuanya jutawan.
Sejarah masa silam mencatat pemerintah Hindia-Belanda menyerahkan supremasi ekonomi kepada Singapura sebagai jajahan Inggris. Pemerintah Hindia-Belanda terpaksa menerima kenyataan yang patut dipersengketakan, bahwa Riau di Sumatera menjadi wilayah yang diawasi Singapura.
Mata uang dolar Singapura, waktu itu menjadi satu-satunya mata uang yang dipakai di Riau, bukan uang jajahan Belanda atau rupiah. Pesisir Sumatera sebelah timur mulai dari Belawan-Deli sampai ke Selat Panjang di zaman penjajahan Belanda dikuasai Inggris Singapura. Bahkan satu kartel Singapura menguasai usaha perikanan Bagan Siapi-api di Sumatera.
Ketika Inggris kirim pesawat ke Singapura
Gara-gara pernyataan Soekarno , Inggris pernah panik sampai mengirim pesawat- pesawat pembomnya ke Singapura. Kisah ini terjadi sebelum peristiwa perang konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada 1963-an.
Cerita ini bermula ketika Malaysia dan Filipina bertika memperebutkan wilayah. Indonesia, awalnya memilih diam, tidak terlibat dan tidak memihak. Namun pada 8 Desember 1962, terjadi pemberontakan di Brunei. Azhari, dari Manila menyatakan dirinya sebagai perdana menteri di Kalimantan Utara yang baru.
Adalah sangat mengherankan ketika Perdana Menteri Malaysia Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj, cepat menunjuk telunjuknya mencurigai Indonesia. Tunku Abdul Rahman menuding Indonesia menggerakkan revolusi itu, meski sudah nyata terbukti bahwa Azhari waktu itu berasal dari Manila, dan terus menerus mengadakan kontak dengan Wakil Presiden Filipina, Pelaez.
Baru pada April 1963, Soekarno , di hadapan wartawan Asia-Afrika di Jakarta, mengatakan, "Perjuangan rakyat Serawak, Brunei, dan Sabah adalah bagian dari perjuangan negara-negara yang baru muncul (the New Emerging Forces) yang membenci 'penghisapan manusia oleh manusia'."
Aidit dan Nyoto segera tampil dan menyanyikan lagu "Ganyang Malaysia," yang kemudian diikuti partai politik lainnya. Inggris panik menghadapi keadaan itu, lalu mengirim pesawat-pesawat pembomnya ke Singapura, yang waktu itu juga jajahan Inggris.
Penyelundupan dari Singapura marak di Sumatera
Penyelundupan yang merugikan ekonomi Belanda di Sumatera di jalankan dari Singapura. Uang palsu Hindia-Belanda dicetak di Singapura dan diselundupkan ke daerah jajahan Belanda tanpa banyak hambatan. Bahkan satu kartel Singapura menguasai usaha perikanan Bagan Siapi-api di Sumatera.
Kondisi itu berlangsung lama, sejak zaman Hindia-Belanda, kemudian masa pendudukan Jepang, bahkan hingga pada awal Kemerdekaan RI 1945 hingga 1961. Riau menjadi tempat penyelundupan barang-barang dari Singapura.
Presiden Pertama RI Soekarno butuh kerja keras menghapus dominasi ekonomi Singapura di kepulauan Riau, Sumatera. Seperti ditulis Ganis Harsono dalam bukunya berjudul: Cakrawala Politik Era Sukarno. Ganis menulis cara-cara Soekarno melawan dominasi ekonomi Singapura di Riau.
Bung Karno misalnya, pertama-tama menghapus uang dolar Singapura di Kepulauan Riau dengan memulai mengedarkan uang rupiah di daerah itu. Penyelundupan juga dapat dihentikan dengan terus menggiatkan pengawasan kapal-kapal patroli di perairan dan selat-selat kepulauan itu.
Separuh kekayaan Singapura dari kerja keras Sumatera
Kisah ini bermula ketika pemerintah Hindia-Belanda menyerahkan supremasi ekonomi kepada Singapura sebagai jajahan Inggris. Pemerintah Hindia-Belanda terpaksa menerima kenyataan yang patut dipersengketakan, bahwa Riau di Sumatera menjadi wilayah yang diawasi Singapura.
Melihat kenyataan itu, Presiden Pertama RI Soekarno nampak geram. Seperti ditulis Ganis Harsono dalam buku berjudul: Cakrawala Politik Era Sukarno. Ganis mengutip penggalan pidato Bung Karno di depan orang-orang Sumatra terkait sikapnya terhadap Singapura:
"Lebih lima puluh persen dari kekayaan Singapura berasal dari kerja keras yang saudara-saudara lakukan. Saudara-saudara membarter barang-barang dengan Singapura, dan dengan itu gedung-gedung pencakar langit bermunculan di negeri itu seperti cendawan tumbuh," kata Soekarno .
Perdagangan barteran dengan Singapura
Perdagangan barteran juga membuat Soekarno geram. Dia misalnya, mempertanyakan imbalan apa yang diperoleh rakyat Sumatera dengan sistem perdagangan ekonomi seperti itu dengan Singapura?
"Dan apa imbalannya yang saudara peroleh? Barang-barang plastik murahan, transistor-transistor yang tak bernilai, dan arloji mainan-mainan. Hentikan perdagangan barteran ini dengan Singapura, dan bergabunglah dalam kesatuan-kesatuan ekonomi yang kuat untuk memajukan daerah saudara-saudara, dan untuk membuat Belawan-Deli menjadi pelabuhan yang terbesar di Asia Tenggara," kata Soekarno .