6 Bulan terakhir, sudah 3 kali Ibu Ani masuk RS
Dalam paruh pertama 2012, Ibu Negara Ani Yudhoyono sudah tiga kali masuk RS. Dua di RSPAD Gatot Soebroto, satu di AS.
Ibu Negara Kristiani Herrawati Yudhoyono kemarin harus terbang ke Pittsburgh, Amerika Serikat (AS), untuk mengobati gangguan saraf di lehernya. Di salah satu rumah sakit di kota itu, istri Presiden SBY tersebut akan menjalani tindakan medis.
Tidak diketahui apakah tindakan medis itu berupa operasi atau bukan. Namun yang jelas, tindakan medis ini bukan yang pertama bagi Ibu Ani, demikian ia disapa. Dalam paruh pertama 2012 ini, Ibu Ani sudah tiga kali keluar masuk rumah sakit.
Akhir Desember tahun lalu di RSPAD Gatot Soebroto, Ibu Ani harus dirawat selama lima hari karena mengalami demam tifoid atau tifus. Ibu Ani mulai masuk ke ruang rawat khusus kepresidenan rumah sakit tentara itu pada 27 Desember tahun lalu.
Ditemani sang suami, Ibu Ani pun harus melalui pergantian malam tahun baru 2012 di rumah sakit tersebut. Nenek satu cucu itu baru bisa pulang dari RSPAD di hari pertama tahun 2012.
Tidak lama setelah itu atau tepatnya 15 Maret 2012, Ibu Ani harus kembali masuk ke RSPAD dengan penyakit yang berbeda. Anak almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo itu harus dirawat karena mengalami radang kantong empedu.
"Tim dokter akan melakukan pengangkatan kantong empedu dan batunya," kata Ketua Tim Dokter Kepresidenan, Brigjen dr Aris Wibudi dalam jumpa pers di RSPAD, Kamis (15/3) sore.
Perihal radang kantong empedu, Aris menjelaskan, penyakit itu ditemukan saat dokter melakukan general check-up terhadap Ibu Ani. Operasi pun akhirnya sukses dilakukan pada keesokan harinya.
Juga belum genap tiga bulan, Ibu Ani kini kembali masuk rumah sakit. Gangguan saraf di leher membuat Ibu Ani tidak cukup dirawat di dalam negeri. Dia akan menjalani tindakan medis pada 15 Juni mendatang.
Soal berobat ke AS ini, SBY menjelaskan keputusan itu diambil atas rekomendasi tim dokter kepresidenan yang sebelumnya sudah berusaha mengobati penyakit Ibu Ani tersebut.
"Dokter kepresidenan memberikan rekomendasinya karena tidak memungkinkan di laksanakan di dalam negeri," ujar SBY.