6 Keistimewaan Soekarno di mata ajudan
Mayor Bambang Widjanarko menjadi ajudan Presiden Soekarno selama hampir delapan tahun. Banyak kisah menarik.
November 1960, Mayor Korps Komando Angkatan Laut Bambang Widjanarko melapor untuk bertugas sebagai ajudan Presiden Soekarno . Awalnya Bambang meminta hanya menjadi ajudan selama tiga tahun.
Saat itu Bambang merasa lebih nyaman bertugas sebagai pasukan tempur daripada ajudan. Tapi rupanya sejarah berkata lain. Bambang mendampingi Soekarno nyaris selama delapan tahun.
Dia menjadi ajudan Soekarno di puncak kekuasaan hingga kejatuhan sang pemimpin besar revolusi ini.
"Dari pengalaman saya selama berada di dekat Bung Karno selama delapan tahun, saya dapat mengatakan bahwa semua orang yang pernah bekerja secara langsung di bawah Bung Karno atau di dekatnya, pasti mencintai Bung Karno setulus hati. Hal ini terutama karena sikap Bung Karno yang hidup sederhana dan merakyat," ujar perwira Marinir TNI AL ini.
Berikut beberapa hal yang membuat Bambang Widjanarko terkesan selama menjadi ajudan Soekarno . Bambang menuliskannya dalam buku 'Sewindu Dekat Bung Karno ' yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia tahun 2010.
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Apa yang diusulkan Mentan kepada Presiden? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengusulkan kepada presiden penambahan kuota pupuk bersubsidi.
-
Kenapa Presiden Soeharto menolak permintaan Panglima ABRI untuk memindahkan Try Sutrisno dari posisi ajudan? Presiden Soeharto masih menginginkan Try sebagai ajudannya."Wah, nanti dulu. Kita perlu matangkan dulu ya, Pak Jusuf," kata Soeharto.
-
Siapa yang pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto? Kisah Presiden Soeharto Tak Mau Diistimewakan di Jalan, Rela Mengalah Agar Tak Macet Kebiasaan penguasa Orde Baru ini diceritakan mantan ajudan presiden.
-
Mengapa Try Sutrisno terpilih menjadi Wakil Presiden? MPR memilih Try menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Soeharto, presiden terpilih saat itu.
Orator besar
Presiden RI pertama Soekarno menjelma menjadi singa podium saat berpidato. Audiens dibuat terpukau mendengarkan pidato Soekarno walaupun panjangnya berjam-jam.
Tak seorang pun menjadi bosan bila mendengarkan pidatonya. Bung Karno memang menguasai psikologi massa. Ditambah dengan keahliannya berbicara dan pengetahuannya yang amat luas, memang tak salah jika ia disebut singa mimbar tanpa tandingan, ujar ajudan Soekarno Bambang Widjanarko.
Karena itu pula, Bambang menderita sakit pada saraf belakang. Dia terlalu lama berdiri tegak dalam sikap sempurna.
Wajar saja, sebagai perwira TNI ajudan presiden, Bambang dituntut selalu berdiri tegak jika Soekarno berpidato. Tapi dengan bijak Soekarno mengakalinya. Dia punya cara khusus agar Bambang tak selalu harus bersikap tegak.
Seperti saat berpidato di Merauke setelah Irian Jaya berhasil direbut, Soekarno berpidato di depan masyarakat Papua.
Inilah ajudan saya, Kolonel Bambang Wijanarko, dan dia beragama Kristen Katolik, sama dengan saudara-saudara sekalian, teriak Soekarno.
Bambang pun bisa sedikit bergerak dan tersenyum menyapa audiens. Dia tahu itu strategi Soekarno agar dirinya bisa sedikit mengendurkan sikap sempurnanya.
Bung Karno memang orator besar, puji Bambang.
Ringan tangan membantu
Presiden Soekarno dikenal selalu siap menolong siapa pun. Bahkan menjadi wali nikah rakyat biasa pun Soekarno bersedia.
Ada seorang pramugari garuda yang cantik. Suatu hari dia menghadap Bung Karno yang sedang minum kopi di istana. Sebut saja namanya, D, kata Bambang.
D berbicara empat mata dengan Soekarno . Baru setelah itu Soekarno memanggil Bambang, dia menceritakan pembicaraan tadi. Rupanya pramugari itu akan menikah dengan pria pilihan hatinya, seorang perwira ABRI.
Sayangnya orang tua gadis itu berada jauh sehingga tidak bisa hadir. D pun meminta Soekarno agar bersedia menjadi wali. Soekarno menerima permintaan itu dengan senang hati.
Mbang, D ini mau menikah, tapi orang tuanya tidak ada. Dia meminta aku menjadi walinya. Minggu depan kita laksanakan akad nikah di Istana dan malamnya kita adakan pesta sekadarnya di Istana Bogor. Kamu bantu ya Mbang? kata Soekarno .
Bambang mengingat antara 1961-1965, Soekarno tiga kali menikahkan pasangan seperti ini. Dia mau menjadi wali pengantin wanita. Padahal yang menikah bukan anak pejabat, atau anak orang terkenal. Bukan pula keluarga Soekarno. Mereka rakyat biasa saja.
Menjauhi minuman beralkohol
Satu hal yang menarik, presiden pertama ini tak pernah minum minuman beralkohol.
Bung Karno tidak pernah minum alkohol. Apapun minumannya, ujar mantan ajudan Presiden Soekarno, Bambang Widjanarko.
Kalau dalam suatu resepsi resmi dihadirkan champagne atau anggur (wine), khusus bagi Bung Karno disediakan air jeruk.
Walau berada dalam nightclub di luar negeri dan dijamu oleh presiden negara lain, Soekarno tetap tidak mau minum alkohol. Tahun 1950-an, Soekarno diajak Presiden Tito dari Yugoslavia menghadiri ramah tamah di nightclub Hotel Mertopole Beograd.
Seperti biasa, Bung Karno hanya minta air jeruk. Dia memang tidak pernah minum alkohol, kenang Bambang.
Jagoan soal wanita
Mantan Ajudan Soekarno, Bambang Widjanarko menceritakan Soekarno memang jagoan soal wanita. Kharisma Soekarno ditambah intelektualitas yang tinggi, membuat wanita-wanita bertekuk lutut.
BK (Bung Karno) benar-benar dapat disebut jagoan. Terhadap setiap wanita yang sedang dihadapinya, dia selalu dapat mencurahkan perhatiannya kepada wanita itu. Sehingga wanita tersebut merasa bahwa dia satu-satunya wanita yang paling dicintai atau dihargai BK, tulis Bambang Widjanarko.
Selain itu, Soekarno juga selalu bersikap gallant atau sopan dan hangat pada setiap wanita. Tak peduli wanita itu tua atau muda. Soekarno tak segan-segan mengambilkan minum sendiri untuk tamu wanitanya.
Soekarno juga selalu membantu memegang tangan wanita, jika wanita itu keluar mobil. Dia juga mengumbar pujian pada wanita. Hal ini yang selalu membuat para wanita tersanjung.
Pujian seperti Alangkah serasinya kain kebaya yang anda pakai, atau Nyonya kelihatan lebih muda dengan tatanan rambut baru itu, sering terdengar.
Maka dalam berbagai kunjungan di Eropa dan Amerika, Soekarno sering sekali mendapat pujian dari para wanita. Mulai dari politikus wanita, hingga artis sekelas Marilyn Monroe.
Your President is real gentleman, ujar Bambang menirukan pujian para wanita itu.
Tak mau diremehkan Amerika
Soekarno pernah tersinggung dengan Presiden Eisenhower yang sombong. Eisenhower menganggap remeh Soekarno yang dianggapnya datang dari negara dunia ketiga.
Dibiarkannya Soekarno menunggu di Gedung Putih hampir setengah jam lamanya. Amarah Soekarno pun meledak. Dia tidak sudi diremehkan, bahkan oleh presiden negara adidaya sekalipun.
Apakah kalian memang bermaksud menghina saya. Sekarang juga saya pergi, ujar Soekarno dengan marah.
Para pejabat AS pun kebingungan. Mereka sibuk meminta maaf dan meminta Soekarno tinggal. Eisenhower pun segera keluar menemui Soekarno.
Pada pertemuan berikutnya, Eisenhower menjadi lebih ramah. Dia sadar Soekarno tak bisa diremehkan.
Bambang mengingat Soekarno adalah negarawan besar. Sahabatnya sangat banyak di luar negeri.
Selalu egaliter
Selama delapan tahun mendampingi Soekarno, Bambang mengingat kebiasaan makan dan minum proklamator itu. Pada pagi hari Soekarno selalu minum kopi. Untuk makannya, hanya roti yang diolesi sedikit mentega dan gula.
Nah, saat minum kopi pagi di Istana inilah yang selalu seru. Soekarno selalu mengajak seluruh ajudan, pegawai istana maupun sarapan bersama. Sangat egaliter.
Suasana penuh canda tawa selalu terjadi di Istana setiap pagi. Tak ada batas antara Presiden dan para bawahannya.
Kadang waktu minum kopi pagi ini juga dimanfaatkan Soekarno untuk berdiskusi dengan para menteri dan pejabat mendiskusikan masalah negara.
Bambang mengingat Soekarno juga sangat memperhatikan sopir dan pegawai istana. Soekarno selalu bertanya apa sopir sudah beristirahat cukup.
Baca juga:
'SBY murid Soeharto yang baik, mengambil ilmunya saat berkuasa'
Pola mirip SBY dan Soeharto memupuk ajudan presiden
Kisah ajudan bertaruh nyawa selamatkan Presiden Soekarno
'Zaman Pak Harto banyak yang ingin jadi ajudan'