6 Tahun diluncurkan di Solo, kartu identitas anak kurang diminati
Potongan harga 5 sampai 50 persen untuk pembelian di toko bagi pemegang kartu tak juga diminati.
Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, meluncurkan Program Kartu Insentif Anak (KIA) sejak 6 tahun lalu. KIA merupakan kartu identitas bagi anak Solo yang bisa digunakan untuk berbelanja di sejumlah toko dengan tawaran diskon 5 hingga 50 persen. Toko tersebut merupakan mitra kerja pendukung KIA. Sedikitnya ada 51 mitra kerja pendukung KIA.
Kepala Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Solo, Suwarta mengatakan program KIA merupakan upaya Pemkot dalam peningkatan kepemilikan akta kelahiran. Kendati demikian dia mengakui belum semua anak terdaftar sebagai peserta KIA.
"Kepesertaan KIA baru 49.300 anak, dari total jumlah 155.653 anak di Solo. Hampir 70 persen atau sebanyak 106.353 anak belum memegang KIA," ujar Suwarta kepada wartawan, Jumat (4/12).
Suwarta mengakui belum optimalnya program KIA, untuk itu pihaknya terus mensosialisasikan program tersebut agar seluruh anak bisa menjadi peserta KIA. Di antaranya melalui program jemput bola dari satu sekolah ke sekolah lainnya untuk mensosialisasikan program KIA.
Selain belum menyentuh seluruh anak di Solo, asas pemanfaatan KIA diakuinya masih rendah. Henny menuturkan, belum banyak anak yang menggunakan kartu tersebut.
"Mereka baru sebatas memiliki kartu sebagai identitas saja, belum banyak anak yang menggunakan," katanya.
Suwarta menilai selama ini informasi yang disampaikan kepada masyarakat masih belum optimal. Sehingga, banyak warga belum mengetahui adanya KIA tersebut.
"Kami akan menggandeng Bagian Humas dan Protokol Setda Solo untuk mensosialisasikan program KIA. Harapannya 2016 mendatang jumlah anak yang terdaftar di KIA meningkat," pungkasnya.