7 Pengungsi Wamena Asal Ponorogo Diberikan Pendampingan Psikologis
Dia menjelaskan, sebenarnya perantau tersebut merupakan guru di Wamena. Dan sudah merantau sejak tahun 1984. "Makanya mengajak ibu dan istrinya. Bahkan KTP nya sudah Wamena," katanya.
Sedikitnya 7 orang warga asal Ponorogo, Jawa Timur yang merantau ke Kabupaten Wamena, Papua, memilih kembali ke Bumi Reyog. Tiba di Ponorogo, mereka langsung diberikan pendampingan psikologis untuk pemulihan trauma.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Ponorogo, Supriyadi mengatakan, 7 orang tersebut teridentifikasi sebagai satu keluarga. "Semuanya satu keluarga," katanya, Kamis (3/10).
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa kesulitan yang dialami ibu Persit di Wamena? Kesulitan Menyalakan Kompor Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Siapa yang kesulitan menyalakan kompor minyak tanah di Wamena? Ibu Persit yang tidak diketahui namanya itu sempat kesulitan menyalakan kompor minyak tanah yang sedikit rumit dibandingkan dengan kompor gas. Beberapa kali api yang sudah dinyalakan harus mati, sehingga ia harus menyalakan api berkali-kali.
-
Di mana ibu Persit ini tinggal di Wamena? “Nah yang uniknya juga di Wamena adalah kompor minyak tanah. Jadi di rumah dinas pak Gading masih pakai kompor minyak tanah guys. Tapi katanya ada juga yang sudah pakai kompor listrik dan kompor gas. Tapi harga gas di Wamena itu lumayan tinggi,” kata ibu Persit tersebut.
Dia merinci 7 orang terdiri dari 4 dewasa dan 3 anak-anak. Mereka asal dari Desa Jurug, Kecamatan Sooko, namun juga mempunyai rumah di Perum Kertosari Indah.
Menurutnya, awalnya dirinya ditelepon oleh Kadinsos Provinsi Jawa Timur bahwa ada warga asal Ponorogo yang ada di Wamena. "Saat itu perjalanan dari Wamena ke Malang. Disuruh menjemput di Malang," jelasnya.
Dia menjelaskan, sebenarnya perantau tersebut merupakan guru di Wamena. Dan sudah merantau sejak tahun 1984. "Makanya mengajak ibu dan istrinya. Bahkan KTP nya sudah Wamena," katanya.
Menurutnya, mereka memang meminta pulang dengan alasan tidak betah tinggal di pengungsian. "Karena tidak betah harus tinggal di pengungsian," bebernya.
Untuk sampai di Ponorogo mereka harus beberapa kali transit. Mereka harus ke Kota Jayapura lalu ke Ambon dan terakhir di Malang.
Dari cerita mereka, kata dia, masih ada beberapa warga Ponorogo yang di Wamena. Namun Supriyadi masih belum bisa memastikan berapa jumlahnya.
"Masih kami koordinasikan. Yang jelas dari cerita mereka masih ada," tegas mantan Kasat Pol PP Pemkab Ponorogo ini.
Langkah ke depannya, jelas dia, ke tujuh orang yang pulang tersebut akan difasilitasi kebutuhannya seperti untuk keperluan makan dan lain-lain. Dia mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan Kadinas Ponorogo untuk melakukan cek kesehatan.
"Kami lakukan cek kesehatan serta melakukan pendampingan secara psikologis. Mereka seperti terlihat trauma. Akan kami dampingi," pungkasnya.
Baca juga:
Cerita Mengerikan Perantau Saat Kerusuhan di Wamena, Rumah, Kios & Motor Dibakar
Selesaikan Konflik Papua, Pemerintah Diminta Kedepankan Dialog
Puluhan Warga Jabar Minta Dipulangkan dari Wamena
VIDEO: Cerita Bidan Frisca Bertahan saat Tragedi Wamena
Asal Bisa Keluar Wamena, 4 Warga Aceh 'Nyelip' di Hercules Hingga Sampai Malang
Diangkut Hercules TNI AU, 256 Pengungsi dari Wamena Tiba di Makassar Hari Ini