8 Proyek besar jelang akhir tahun picu kemacetan di Semarang
"Makanya, kami terus mengoptimalkan alat pemberi isyarat lalu lintas di area traffic control system," kata Agus.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Agus Harmunanto, mengatakan pihaknya hingga saat ini masih berupaya mengurai titik kemacetan di ruas-ruas Jalan Raya Kota Semarang. Menurut dia ada beberapa kemacetan cukup parah khususnya di Jalan Siliwangi yang menjadi pintu masuk kendaraan dari luar kota.
"Makanya, kami terus mengoptimalkan alat pemberi isyarat lalu lintas di area traffic control system untuk mengatur arus kendaraan di titik-titik persimpangan jalan raya," ujar Agus, dalam diskusi bertajuk Macet Budaya Baru di Semarang Jawa Tengah, Jumat (24/10).
Menanggapi hal itu, Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Pungky Santoso, menilai kemacetan di Semarang yang cukup parah telah mengakibatkan jarak tempuh antara satu dengan lainnya membutuhkan waktu lama. Karakteristik kemacetannya berbeda dengan daerah lain yang terjadi setiap hari.
"Kalau di Bandung, macetnya karena ada limpahan arus lalu lintas dari Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya karena menjadi tujuan wisata, tapi kalau di Semarang karena adanya pembangunan yang sedang dikerjakan di 8 titik menjelang penghujung akhir tahun ini," terang Pungky.
Pungky menyebut, ke delapan titik proyek besar itu di antaranya berada di sepanjang Banjir Kanal Barat dan gorong-gorong Simpang Lima. Kemacetan terparah, terjadi di kawasan Krapyak. Untuk itu, Pungky meminta Pemerintah Kota Semarang segera menuntaskan proyek tersebut.
Di tempat sama, Pakar Transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengungkap ibu kota Jateng masih membutuhkan pengembangan moda transportasi massal untuk mengurai kemacetan. Salah satunya dengan menambah jumlah Bus Rapid Trans (BRT) dengan daya tampung besar seperti bus Trans Semarang di koridor II.
"Untuk menambah bus berbiaya murah itu, kita harus dibantu subsidi dari pemerintah pusat," tutur Djoko.