80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online Lewat Games Online
Pemerintah membutuhkan kerja sama dengan orang tua untuk mengawasi aktivitas anak saat mengakses internet.
Menteri Komunikasi dan Digital atau Menkomdigi Meutya Hafid mengatakan, ada 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun yang terpapar judi online (judol). Anak-anak ini terpapar judol melalui games yang ditemui saat mengakses handphone (HP).
Hal tersebut disampaikan Meutya saat menghadiri acara edukasi dan pelatihan literasi digital bertajuk "Pencegahan dan Penanganan Judi Online di Lingkungan Sekolah dan Masyarakat di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Meutya didampingi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi.
- Kemenlu Catat 4.730 WNI di Luar Negeri Terlibat Judi Online
- Marak Anak Berjudi Online, Ketua DPR: Pemerintah Harus Segera Bertindak
- Jabar Jadi Provinsi Terbanyak AnaK Main Judi Online, Transaksinya Capai Rp49,8 M
- Rp80 Juta Ludes karena Judi Online, Anak Muda ini Sukses Jualan Colenak Bisa Buka Banyak Cabang Penghasilan Sehari Jutaan
"Karena sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun 200 ribu. Di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu. Dia pakai akun-akun orang tuanya. Bisa mengakses biasanya lewat games," kata Meutya dalam keterangan tertulis, diterima Selasa (12/11).
Menurut Meutya, tingginya angka judol tersebut tidak memungkinkan pihaknya bekerja sendiri. Dia bilang, pemerintah membutuhkan kerja sama dengan orang tua untuk mengawasi aktivitas anak saat mengakses internet.
"Jadi di bawah 10 tahun yang terpapar jadi online angkanya 80 ribu. ah ini yang tidak mungkin kami dari Kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerjasama dengan Ibu-Ibu, orang tua, Ibu Bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya," ucap Meutya.
Tak hanya judol, Meutya menyebut pinjaman online (Pinjol) juga marak digandrungi masyarakat. Dia lantas mengimbau agar warga tak terjerat Pinjol.
"Kalau pinjol Ibu-ibunya jangan ya, kalau pinjol biasanya bukan anak-anaknya. Mungkin orang tuanya karena ketidak atau kebutuhan mendadak, kemudian ah yang paling mudah pinjol. Tapi diusahakan, dihindari betul," kata dia.
Dia membeberkan, di Jakarta angka Pinjol mencapai 11 triliun lebih. Meutya berujar, Pinjol amat membahayakan karena kerap menimbulkan banyak permasalahan, termasuk di dalam keluarga.
"Jadi akhirnya perceraian bertambah, kemudian bahkan ada yang bunuh diri keluarganya, tetangganya," ujar dia.