Ada jurang sedalam 600 meter di Danau Toba jadi kendala evakuasi korban kapal
Selain itu, Soerjanto menungkap, mengapa dugaan korban jiwa yang masih sulit ditemukan tidak mengapung, apabila diduga sudah meninggal dunia.
Ketua (Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjo menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab sulitnya mengevakuasi para korban ditemukan, dalam insiden KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara. Salah satunya adalah, keberadaan jurang dengan kedalaman 600 meter yang perlu kewaspadaan ekstra.
"Jadi ada jurang seperti kedalamannya lebih dari 600 meter, kalau sampai masuk ke sana semakin sulit lagi (evakuasinya), jadi kita memang harus dipikirkan planning bagaimana mengangkatnya," kata Soerjanto saat jumpa pers di Kantor Basarnas, Jakarta Pusat, Kamis (28/6).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
Selain itu, Soerjanto menungkap, mengapa dugaan korban jiwa yang masih sulit ditemukan tidak mengapung, apabila diduga sudah meninggal dunia.
Menurut penuturannya, usai berkonsultasi dengan dokter forensik Universitas Indonesia, sulitnya jasad terapung disebabkan faktor dinginnya suhu di lokasi, sehingga tubuh tak bernyawa yang seharusnya mudah terapung di perairan malah semakin semakin tenggelam.
"Jadi kenapa jasad ini tidak muncul ke atas. Saya tanya 'dok ini kenapa kok para jasad ini nggak naik ke atas?' (dijawab) kalau termperaturnya dingin di dasar danau, itu seperti kita menaruh makan di kulkas jadi reaksi pembusukannya itu lambat, jadi kenapa jasad itu bisa naik karena kita butuh berat jenis kita harus lebih ringan dari air," tutur dia.
Hingga saat ini, 24 korban telah berhasil ditemukan Tim Gabungan. Total korban jiwa tercatat sebanyak tiga orang, dengan sisa di antaranya ditemukan selamat dan tengah menjalani masa pemulihan.
Satu korban jiwa diketahui sudah dievakuasi dan dipulangkan kepada pihak keluarga. Sedangkan dua lainnya, Basarnas dan Tim Gabungan, menjelaskan masih dalam level proses evakuasi. Keduanya ditemukan lewat tangkapa gambar deteksi teknologi Robot ROV dan Mulit-Beam Sonar yang memetakan kordinat di titik 450 m di kedalaman air.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber : Liputan6.com
Baca juga:
Basarnas deteksi dua korban di kedalaman 450 dan 490 meter Danau Toba
Rumput di dalam Danau Toba jadi kendala pencarian korban dan KM Sinar Bangun
10 hari pencarian, 24 orang korban KM Sinar Bangun ditemukan, 3 tewas
Kadishub Samosir dianggap lalai hingga menyebabkan KM Sinar Bangun tenggelam
Polisi tetapkan Kadishub Samosir tersangka tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba
Kemenhub minta tim Ad Hoc benahi pelayaran Danau Toba dalam satu bulan