Ada kabar batu mengandung emas, warga Banyumas serbu Sungai Tajum
Ciri batuan yang diduga mengandung emas tersebut lebih lunak dibanding batuan pada umumnya.
Fenomena keberadaan batuan yang diduga mengandung emas di aliran Sungai Tajum di kawasan Ajibarang, Banyumas Jawa Tengah, membuat ratusan warga Desa Pancurendang berbondong-bondong turun ke sungai. Kehebohan tersebut diakui warga terjadi sejak ada beberapa orang meneliti kandungan emas di dalam batuan yang ada di Sungai Tajum.
Sejak seminggu terakhir, warga kerap mencari batuan yang diduga mengandung emas di Sungai Tajum yang melintasi Desa Pancurendang tiap hari. Dengan peralatan seadanya seperti linggis, palu dan serok, warga mengambil batuan di sepanjang area sungai.
"Dari tadi mencari emas, tetapi belum dapat banyak. Nanti, batunyanya ditutuk terus diglundung," kata seorang warga Pancurendang, Rasin (40).
Senada dengan Rasin, warga lainnya, Iyan (25) juga mengatakan mengetahui informasi batuan yang diduga mengandung emas di Sungai Tajum dari rekannya. "Tadinya dengar-dengar saja, terus dengan beberapa teman coba-coba cari emas, ya katanya terbukti," ucapnya.
Ia mengemukakan, ciri batuan yang diduga mengandung emas tersebut lebih lunak dibanding batuan pada umumnya. "Kalau batuannya agak lembek, kita ambil," ujarnya.
Meski begitu, ia mengaku belum ada larangan dari pemerintah setempat untuk pengambilan batu dari aliran sungai tersebut. Bahkan, untuk mengambil batuan di sungai tersebut, warga membuat aturan, selain warga desa setempat dilarang ikut mengambilnya.
Sementara itu, penanggung jawab Kepala Desa Pancurendang, Chudori mengakui aktivitas penambangan batu di Grumbul Tajur tersebut hanya dilakukan beberapa orang saja. Tetapi, semakin hari banyak warga yang menjadi penambang batu.
"Yang jelas, batu yang diambil belum tentu apakah itu mengandung emas atau tidak. Karena warga hanya mengambil batu terus dijual per karung kepada orang luar Pancurendang dan diolah di luar. Sehingga hasil pastinya belum jelas," jelasnya.
Namun diakui Chudori, pada akhir Agustus lalu, pihaknya telah melaporkan kegiatan warga yang melakukan penambangan batu tersebut. Hal itu karena aktivitas penambangan dikhawatirkan berdampak pada keselamatan warga dan lingkungan.