Ada konten pornografi di WhatsApp, KPAI lapor Wapres Jusuf Kalla
Ada konten pornografi di WhatsApp, KPAI lapor Wapres Jusuf Kalla. KPAI meminta pemerintah tegas dalam membangun sistem proteksi yang maksimal agar anak Indonesia tidak terpapar konten-konten negatif terutama pornografi dan juga bermuatan kekerasan.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantornya. Kehadirannya untuk melapor kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenai konten pornografi di aplikasi perpesanan WhatsApp yang dinilai membahayakan anak Indonesia.
"Itu menghebohkan terkait dengan pornografi yang diduga ada di WhatsApp," kata Susanto di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (6/11).
Di sela-sela pertemuan, KPAI meminta pemerintah tegas dalam membangun sistem proteksi yang maksimal agar anak Indonesia tidak terpapar konten-konten negatif terutama pornografi dan juga bermuatan kekerasan.
"Karena bagaimana pun, anak kita tidak bisa menghindari kemajuan teknologi dan informasi. Dengan kondisi seperti ini tentu negara kita harus diminta perannya secara maksimal agar anak-anak kita benar-benar steril dari konten-konten itu,” ujarnya.
Kepada Wapres JK, Susanto juga menyampaikan bahwa KPAI akan memanggil pihak manajemen WhatsApp dalam waktu dekat. WhatsApp harus ikut bertanggung jawab atas beredarnya konten pornografi tersebut.
"WhatsApp sebagai koorporasi wajib memberikan proteksi maksimal terkait perlindungan anak termasuk perlundungan dari konten-konten pornografi," ujarnya.
Wapres JK cukup responsif mendengar laporan tersebut. Menurut Susanto, Wapres JK mendukung sikap KPAI dalam menyikapi kasus-kasus pornografi yang mendera anak-anak Indonesia.
"Alhamdulilllah respon beliau bagus memberikan dukungan terhadap apa yang disampaikan KPAI. Mudah-mudahan ini awal yang baik untuk perwujudan Indonesia ramah anak ke depan," tukasnya.
Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan adanya konten berbau pornografi di aplikasi WhatsApp. Konten tersebut, berbentuk Graphics Interchange Format (GIF). Konten itu mudah sekali ditemukan. Berdasarkan penelusuran Merdeka.com, baik perangkat yang bersistem Android maupun iOS, tersemat konten GIF pornografi.
Baca juga:
Polisi buru penyebar GIF berbau pornografi di aplikasi chat WhatsApp
Pemerintah ancam 'telegramkan' Whatsapp jika bandel tak hapus GIF porno
Cegah konten porno di WA, DPR usul Menkominfo kumpulkan provider
WhatsApp down, ini kata netizen
Ada konten pornografi di WhatsApp!
Kemenkominfo didesak blokir muatan pornografi di fitur whatsapp
MPR: Konten pornografi di WhatsApp bahayakan mental anak muda Indonesia
-
Mengapa penipuan WhatsApp semakin meresahkan? Saat ini makin banyak jenis-jenis penipuan yang kerap diterima melalui pesan WhatsApp atau WA. Korbannya pun sudah ada. Masalahnya adalah masih sedikit orang yang benar-benar memahami jenis-jenis penipuan melalui pesan WA.
-
Apa saja jenis-jenis penipuan yang sering terjadi di WhatsApp? Menurut Pratama, penipuan melalui WA memang sudah sangat banyak jenisnya, mulai dari pengiriman malware dengan file apk disamarkan sebagai laporan kurir atau undangan pernikahan hingga phising.
-
Apa jenis penipuan yang banyak terjadi di WhatsApp dan Telegram? Penipuan yang memanfaatkan pencari kerja ternyata begitu massif. Mereka menghalalkan beragam cara untuk menipu korbannya. Seringnya untuk menjangkau korbannya, mereka menggunakan WhatsApp dan Telegram. Penipuan yang dijuluki ‘Webwyrm’ ini disebut telah berdampak pada lebih dari 100 ribu korban dan 1000 perusahaan di dunia.
-
Bagaimana cara penipu WhatsApp biasanya mendapatkan data pribadi korban? Lebih detail, phishing adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data pribadi, seperti identitas dan alamat tempat tinggal.
-
Modus penipuan apa yang sering dilakukan di WhatsApp? Modus penipuan seperti ini sudah cukup banyak memakan korban. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada akan modus-modus di dunia maya.
-
Apa itu WhatsApp Channel? WA Channel ini merupakan fitur yang memberikan pengguna cara lebih privat untuk menerima informasi penting untuk mereka.