AirAsia tawarkan Rp 300 juta kompensasi awal ke keluarga korban
"Bicara masalah kompensasi, seperti ada konotasi kalau penumpang kami tidak ada yang selamat," ujar Sunu Widiyatmoko.
Hingga 11 hari pasca-tragedi AirAsia QZ8501, pihak manajemen perusahaan maskapai penerbangan itu, masih enggan membahas masalah kompensasi. Alasannya, bicara kompensasi saat ini, konotasinya seluruh penumpang telah tewas di Perairan Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Padahal masih ada harapan.
Hal ini sempat disampaikan Presdir AirAsia Indonesia, Sunu Widiyatmoko menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kompensasi kepada keluarga korban pesawat yang mengalami peristiwa nahas pada 28 Desember 2014 lalu.
"Sampai saat ini, kita memang belum menyampaikan terkait kompensasi itu. Karena kami memahami pengharapan (keluarganya masih selamat) dari para keluarga. Bicara masalah kompensasi, seperti ada konotasi kalau penumpang kami tidak ada yang selamat, sementara masih ada harapan," papar Sunu di Mapolda Jawa Timur, Rabu (7/1).
Atas dasar itulah, Sunu berdalih, pihaknya masih enggan membahas masalah kompensasi kepada seluruh penumpang. Kecuali kepada keluarga penumpang yang jenazahnya sudah ditemukan dan teridentifikasi.
"Oleh karena itu, saya sangat berhati-hati, untuk tidak mengeluarkan pernyataan apapun terkait masalah kompensasi."
Namun, masih kata dia, pihaknya melihat dan mengamati perkembangan terkini terkait tragedi AirAsia QZ8501. "Dari pemerintah, Kemenhub dari OJK (otoritas jasa keuangan) dan beberapa pakar, mulai mengeluarkan pernyataan-pernyataan terkait kompensasi. Padahal, ini (bicara kompensasi) yang sama sekali berbeda dengan pengharapan (keluarganya selamat) keluarga," ungkapnya.
Sementara terkait kabar AirAsia memberikan kompensasi awal kepada keluarga korban senilai Rp 300 juta, Sunu menegaskan itu murni inisiatif pihaknya.
"Jadi itu murni inisiatif kami. Karena kalau menunggu sampai final, masih diperlukan proses administrasi dan waktu. Sementara kita semua tahu, atas musibah ini, para keluarga tentunya mengalami konsekuensi keuangan. Cuma ada yang mampu ada yang tidak," ucapnya.
"Sehingga, yang kami tawarkan (Rp 300 juta) adalah bagian awal dari kompensasi final. Ini kami tawarkan untuk membantu mereka menghadapi kesulitan keuangan yang mungkin timbul dari musibah ini. Itu merupakan penawaran dari kami. Kalau ingin diterima silakan, kalau tidak ya tidak apa-apa," tandas dia.
Seperti diketahui, pasca-tragedi AirAsia pada 28 Desember 2014 lalu, muncul fakta baru terkait penerbangan pesawat yang dipiloti Iriyanto tersebut. AirAsia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang plus tujuh awak pesawat itu, ternyata terbang ilegal. Sehingga, pihak asuransi menolak mencairkan klaim asuransinya atas musibah tersebut.