AKBP Untung Sangaji lirik Pilkada dan luapkan isi hati
Dia merasa tidak dianggap atas kinerjanya selama ini.
Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, AKBP Untung Sangaji, yang melumpuhkan teroris kawasan Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu bakal terjun ke dunia politik. Dia dikabarkan mencalonkan diri sebagai Bupati Seram Bagian Barat, Maluku, dalam Pilkada 2017.
Untung mengatakan, rencana pencalonan itu lantaran desakan warga setempat. Mereka berbondong-bondong memintanya memimpin daerah kelahirannya tersebut. Namun, di sisi lain rencananya tersebut karena kecewa dengan Kapolri. Dia merasa tidak dianggap atas kinerjanya selama ini.
"Ini udah beberapa bulan. Yang lain udah dikasih tempat, saya enggak ada sama sekali. Saya cuma dikasih PIN aja. Kapolri tidak memanggil saya secara khusus, cuma Lemdikpol," kata Untung, kepada merdeka.com, Rabu lalu.
Dia pun mengaku gerah setiap kali bertemu dengan teman atau anak buahnya. Mereka kerap mempertanyakan mengapa dirinya tak ada kenaikan pangkat. Bahkan, yang lebih membuatnya sedih ketika ibunya mempertanyakan hal tersebut.
"Ibu saya aja enggak percaya saya enggak naik pangkat. Saya bilang 'Mungkin wajah saya kaya kriminal Mah," ucapnya.
Berikut curahan hati AKBP Untung Sangaji soal Pilkada dan kekecewaan kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti:
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
Kecewa kerjanya tak dianggap, alasan AKBP Untung lirik Pilkada
Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, AKBP Achmad Untung Sangaji, mengaku bakal mencalonkan diri sebagai Bupati Seram Bagian Barat, Maluku, dalam Pilkada 2017. Di balik itu, ternyata ada sekelumit kisah mendorong dia melakukan hal itu.
Secara terbuka, Untung mengaku desakan itu datang dari masyarakat di kampung halamannya. Dia juga memendam kekecewaan lantaran merasa tidak dihargai di Jakarta, meski berhasil melumpuhkan teroris di kawasan Thamrin beberapa waktu lalu. Penyebabnya, dia tidak mendapat penghargaan berupa kenaikan pangkat atau jabatan di korps Bhayangkara.
"Saya lebih suka di sana, daripada di Jakarta tidak dihargai. Dari kejadian kemarin (teror Thamrin) tidak ada posisi apa-apa," kata Untung kepada merdeka.com, Rabu (6/4) malam.
Untung mengaku kecewa kinerjanya diabaikan. Padahal, dia mengaku bertaruh nyawa demi melindungi rakyat. Namun, petinggi Polri tidak memberikan penghargaan apa pun.
"Saya kerjanya bertaruh nyawa, tapi enggak dianggap. Yang lain sudah naik pangkat tapi saya enggak, saya masih AKBP," ujar Untung.
AKBP Untung merasa dilecehkan Kapolri
Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, AKBP Achmad Untung Sangaji, menyatakan akan memertimbangkan pulang kampung ke Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, dan berencana maju sebagai bupati.
Ternyata pilihannya tersebut lantaran kecewa terhadap sikap Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Apalagi, dia mengaku usai melumpuhkan teroris di kawasan Thamrin beberapa waktu lalu, hanya diganjar sebuah pin dan sejumlah duit.
"Ini udah beberapa bulan. Yang lain udah dikasih tempat, saya enggak ada sama sekali. Saya cuma dikasih PIN aja. Kapolri tidak memanggil saya secara khusus, cuma Lemdikpol," kata Untung, kepada merdeka.com, Rabu (6/4) malam.
Untung semakin merasa bingung, lantaran pada satu kesempatan Badrodin mengatakan kasus Thamrin merupakan kasus biasa. Menurut dia, penjelasan itu tentu melukai dia dan rekannya yang sudah berjibaku melindungi warga.
"Kapolri menjelaskan ke kita karena ini kasus biasa. Saya enggak paham, karena ini didengar sama pasukan. Kita punya bapak melecehkan seperti itu. Saya tidak menghina dia, malah beliau menghina saya. Ini jabatan Kapolri kan bintang empat. Saya berjuang di sana," katanya.
Untung mengaku, dia menyebut juga diganjar uang dari usahanya mematahkan teroris itu. Fulus itu kemudian dia belikan sebelas ekor kambing.
"Selain PIN, saya dikasih uang dolar, terus saya dibeliin sebelas ekor kambing. Kerjanya nyawa enggak dianggap. Untuk apa melindungi rakyat, tapi enggak dihargai. Toh di polisi udah baik, tapi saya ingin menghargai institusi. Lebih baik saya berkarya di tempat lain," imbuh Untung.
Usai tekuk teroris cuma diganjar pin, AKBP Untung ditertawakan anak
Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, AKBP Achmad Untung Sangaji, mendapat dukungan penuh dari keluarga buat mencalonkan diri sebagai Bupati Seram Bagian Barat, Maluku. Nantinya, Untung pun akan membicarakan rencananya tersebut kepada pimpinannya.
"Secara baik-baik nanti saya lapor lagi ke pimpinan," kata Untung, kepada merdeka.com, Rabu (6/4) malam.
Dukungan dari keluarga, kata Untung, merupakan bentuk kekecewaan lantaran dia tidak diberi kenaikan pangkat setelah berjibaku melawan teroris di kawasan Thamrin beberapa waktu lalu. Menurut dia, dari kerja kerasnya dia hanya diberikan pin penghargaan dan sejumlah uang.
"Saya diketawain anak saya, 'ngapain cuma dikasih pin, ngapain belain orang mati cuma dikasih pin," ujar Untung menirukan ucapan anaknya.
Untung melanjutkan, jika mengetahui kinerjanya tak dihargai, maka dia lebih baik bersikap abai saat peristiwa teror itu terjadi.
"Kalau saya tahu seperti ini, saya meleng saja. Ini kan panggilan jiwa. Dari dulu saya enggak pernah nolak perintah pimpinan. Tapi seperti ini, saya kan emang bukan anak Kapolri," tutup Untung.
Usai tekuk teroris, AKBP Untung mengeluh gajinya tidak naik
Keinginan Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, AKBP Achmad Untung Sangaji, mencalonkan diri sebagai Bupati Seram Bagian Barat, Maluku, ternyata dilatari berbagai kekecewaan. Menurut Untung, dia merasa tidak diberi penghargaan selayaknya, setelah berhasil melumpuhkan teroris di kawasan Thamrin beberapa waktu lalu.
"Kasus kemarin tidak naik pangkat saya kecewa. Saya masih AKBP," kata Untung, kepada merdeka.com, Rabu (6/4) malam.
Untung mengatakan, tidak ada kenaikan pangkat atau jabatan diberikan Kapolri, Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Penghasilannya pun masih sama.
"Gaji enggak naik. Kerja, bonus saya ya kerja malam," ucap Untung.
Untung mengaku kecewa terhadap sikap Kapolri. Menurut Untung, usai melumpuhkan teroris, dia hanya diajak minum kopi bersama Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian.
"Sama Kapolda hanya coffee morning. Awalnya keluarga banyak tidak mendukung (mencalonkan sebagai bupati), tapi lebih kecewa tidak naik pangkat. 690 orang kecewa. Saya tidak mengerti sama bapak bos kita," ujar Untung.
Akan tetapi, Untung menyatakan akan berpikir ulang soal maju dalam Pilkada, jika di Jakarta dia ditawarkan posisi lebih baik sebagai polisi.
Kepincut jadi bupati, AKBP Untung klaim paling populer
Perwira Menengah Pusat Pendidikan Polisi Air Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, AKBP Achmad Untung Sangaji, mengklaim banyak perwakilan partai politik menemuinya, buat meminangnya maju dalam Pilkada Seram Bagian Barat, Maluku, pada 2017 mendatang. Bahkan, kata dia, tingkat keterpilihannya saat ini berada di posisi teratas.
"Ada banyak dari beberapa partai politik yang meminang, enggak usah saya sebutkan. Bukan sombong, peringkat saya teratas," kata Untung, kepada merdeka.com, Rabu (6/4) malam.
Untung meyakini, partai politik siap mendukungnya itu tidak meminta mahar apa pun. "Mereka enggak minta apa-apa," ucap Untung.
Untung mengatakan, desakan pencalonannya atas dorongan dari warga kampung halamannya di Seram Bagian Barat. Dia pun menyatakan tak mesti merogoh kocek pribadi dalam-dalam buat maju di Pilkada.
"Kalau modal saya enggak perlu, karena teman-teman siap bantu," ujar Untung.
Untung menambahkan, permintaan warga yang menguat supaya dia mencalonkan diri sebagai bupati bukan karena prestasinya melumpuhkan teroris di kawasan Thamrin. Jauh sebelum peristiwa itu, dia mengaku sosoknya sudah dikenal luas di masyarakat setempat.
"Saya dikenal bukan cuma karena Sarinah. Saya pernah jadi guru, peristiwa di Aceh, juga instruktur," tutup Untung.