Aksi pencuri sapi telah beraksi di 50 lokasi berakhir didor polisi
Modus pencurian yang dilakukan kedua pelaku yakni mencuri sapi dari kandangnya, saat pemiliknya sedang tidur, sekitar pukul 01.30 WIB. Kemudian sapi di bawa ke areal persawahan dan disembelih. Keempat kakinya dan sebagian daging dibawa. Sedangkan tulang, kepala dan perut sapi ditinggal.
Dua kawanan pencuri sapi di tembak polisi, setelah aksinya kepergok di kawasan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (18/3). Kedua spesialis pencuri sapi ini, mengaku sudah melancarkan aksinya lebih dari 50 tempat kejadian perkara (TKP) di Mojokerto dan sekitarnya.
Djuri Asmoro (48), warga Dusun Kedunglo, RT 04 RW 02, Desa Kedungsugo, Kecamatan Prambon Sidoarjo, dan Subai (56), warga Desa Jerukseger, RT 02 RW 11, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, ditembak karena berusaha kabur membawa barang curiannya saat dikejar polisi. Selain mengamankan dua pelaku, seorang penadah asal Krian, Sidoarjo juga diamankan.
Kapolres Mojokerto, AKBP Rachmad Iswan Nusi, mengatakan kedua pelaku ditangkap setelah mencuri sapi milik Sukiman (50) warga Dusun Wonokusumo, Desa Payungrejo, Kecamatan Kutorejo. Saat membawa membawa daging sapi hasil curiannya dengan mengendari sepeda motor di kawasan Mojosari, kedua pelaku dipergoki polisi dan diamankan dengan ditembak pada kakinya.
"Kedua pelaku berusaha kabur setelah ada polisi yang mengejar. Terpaksa kita lumpuhkan dengan ditempak betisnya," kata Rachmad.
Menurutnya, modus pencurian yang dilakukan kedua pelaku yakni mencuri sapi dari kandangnya, saat pemiliknya sedang tidur, sekitar pukul 01.30 WIB. Kemudian sapi di bawa ke areal persawahan dan disembelih. Keempat kakinya dan sebagian daging dibawa, sedangkan tulang, kepala dan perut sapi ditinggal.
"Daging curian itu, dijual ke penadah Siti Saimah (55) penjual daging di Kecamatan Tarik, Sidoarjo," jelasnya.
Masih kata Rachmad, dari pengakuan kedua tersangka, aksi pencurian ini dilakukan kalau ada pesanan dari para penadah (penjual daging). Mereka sudah melakukan aksinya lebih dari 50 TKP, di Mojokerto, Jombang dan Gresik.
"Setiap kali beraksi daging sapi yang dicuri, rata rata dihargai oleh penadah Rp 4 juta. Di Mojokerto, mereka sudah 11 kali beraksi. Di Kecamatan Bangsal 2 kali, di Kecamatan Kutorejo 3 kali, di Kecamatan Pungging 3 kali, di Kecamatan Jatirejo 1 kali dan di Kecamatan Dlanggu 1 kali. Sedangkan di wilayah Kota Mojokerto, di Kecamatan Dawar 4 kali dan di Kecamatan Jetis 3 kali," terangnya.
Dari tangan tersangka, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, daging sapi yang sudah disembelih, 3 pisau dapur, 1 parang, alat pengasah pisau, tang, obeng, timbangan manual, kalkulator, timbangan manual, tali plastik, 2 telepon genggam, serta sepeda motor nopol W-3821-SZ yang dipakai pelaku untuk beraksi. Tersangka dan barang buktinya diamankan di Mapolres Mojokerto, untuk pengembangan.
"Pelaku Djuri Asmoro dan Subai, dijerat dengan pasal 363 ayat 1, KUHP tentang pencurian dengan ancaman 7 tahun penjara. Sedangkan penadahnya Siti Saimah, dijerat pasal 480 KUHP dengan ancaman 4 tahun penjara," pungkas Rachmad Iswan Nusi.
-
Apa yang ditemukan di hutan jati Mojokerto? Di kawasan hutan jati tersebut ditemukan sejumlah benda yang diduga peninggalan era kerajaan, seperti pecahan cangkir gerabah, bata merah, hingga cerupak (lampu ublik kuno).
-
Apa yang membuat terowongan di Mojokerto ini misterius? YouTuber Cakra Panorama menyebut lorong tak berujung ini mirip terowongan Hamas di Palestina.
-
Apa yang dulunya disebut Begraafplaatsen Mojokerto? Mengutip Instagram @ceritamojokerto, bangunan ini dulunya dikenal dengan nama Begraafplaatsen Mojokerto atau gerbang pemakaman di Mojokerto. Nama lain dari gapura ini adalah Sekar Putih.
-
Siapa yang membawa Soekarno ke Mojokerto? Pada tahun 1907, Soekarno dan keluarganya pindah ke Kota Mojokerto. Sang ayah, Raden Soekemi mendapatkan tugas baru menjadi mantri guru (kepala sekolah) di Sekolah Ongko Loro.
-
Di mana lokasi Gapura Sekar Putih di Mojokerto? Persisnya, Begraafplaatsen Mojokerto berada di Mergelo, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
-
Kapan Tari Penguton diciptakan? Tari Penguton adalah tari penghormatan yang diciptakan oleh Aisyah, putri dari seorang kepala desa yang bernama Pangeran H. Bakri di tahun 1820 silam.
Baca juga:
Kantor PWI Sumut disatroni maling, satu unit komputer digondol
Tampung barang curian, Saddam Husein ditangkap polisi
Pria ini mencuri untuk beli seragam sekolah anaknya
Terlilit utang, Fitriatus bobol toko kelontong dan menguras isinya
Modus kempes ban, bandit gondol Rp 350 juta milik mobil rental
Selain dihajar, 2 pencuri di Mojokerto juga ditelanjangi
Tepergok satroni rumah pensiunan TNI, Juaedi tewas dan Sani kritis