Aktivitas Meningkat, Volume Kubah Lava Gunung Sinabung 4 Juta Meter Kubik
Kubah lava itu tidak stabil dan sewaktu-waktu dapat runtuh dan menyebabkan awan panas guguran. Masyarakat terus diimbau untuk menghindari zona merah yang telah ditetapkan.
Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, terus meningkat. Volume kubah lava yang terbentuk di puncaknya bahkan sudah mencapai 4 juta meter kubik.
Pos Pemantauan Gunung Api Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra, memaparkan kubah lava itu tidak stabil dan sewaktu-waktu dapat runtuh. “Bisa runtuh kalau ada dorongan dan gaya gravitasi, seperti erupsi," jelasnya, Rabu (10/2).
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Ruang di Sulawesi Utara? Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Mengapa Gunung Sinabung dianggap suci? Berkaca dari kebiasaan Syekh Abdurahman, banyak masyarakat Islam dari tanah Karo yang mengeramatkan gunung ini dan dianggap sebagai tempat penyucian.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
Kubah lava yang runtuh dapat menyebabkan awan panas guguran. Karena itu, masyarakat terus diimbau untuk menghindari zona merah yang telah ditetapkan.
Saat ini awan panas guguran masih terjadi dari puncak Gunung Sinabung. Arahnya ke Timur-Selatan dengan jarak mencapai 2,5 Km. Peristiwa ini biasanya dapat terlihat jelas pada malam hari.
Berdasarkan catatan Pos Pemantauan, Gunung Sinabung telah lebih 50 kali erupsi sepanjang 2020. Sementara sejak Januari 2021 hingga menjelang pertengahan Februari 2021, sudah terjadi 30 kali erupsi."Memang ada peningkatan aktivitas secara signifikan," tutup Armen.
Status Gunung Sinabung masih berada pada Level III (Siaga). Masyarakat diingatkan terus meningkatkan kewaspadaan. Warga dan pengunjung diingatkan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius 3 Km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 Km untuk sektor Selatan-Timur dan 4 km untuk sektor Timur-Utara.
Baca juga:
Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu Tak Teramati
Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Warga Diminta Jauhi Zona Bahaya
Pagi Ini, Gunung Sinabung Berstatus Siaga
Berstatus Siaga, Begini Kondisi Gunung Sinabung Pasca Erupsi di Awal Tahun
Gunung Sinabung Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 1.500 Meter
Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Lemparkan Abu Vulkanis 1.000 Meter