4 Mitos Gunung Sinabung di Sumatra Utara, Salah Satunya Pantangan Makanan saat Mendaki
Memiliki ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut, Gunung Sinabung masih tergolong aktif sejak tahun 2010 silam.
Memiliki ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut, Gunung Sinabung masih tergolong aktif sejak tahun 2010 silam.
4 Mitos Gunung Sinabung di Sumatra Utara, Salah Satunya Pantangan Makanan saat Mendaki
Gunung Sinabung merupakan gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Letaknya cukup dekat dengan Gunung Sibayak yang menjadi puncak tertinggi kedua di Sumatra Utara setelah Gunung Sibuatan.
Memiliki ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut, Gunung Sinabung masih tergolong aktif sejak tahun 2010 silam.
Pada 2021 lalu Gunung Sinabung meletus dan menyemburkan kolom abu setinggi 500 meter.
-
Apa saja mitos Gunung Sumbing? Mitos Gunung Sumbing yang berkembang pun sangat beragam, mulai dari adanya jin yang mendiami suatu wilayah, peradaban kuno, hingga jalur bawah tanah.
-
Apa mitos yang diyakini tentang Gunung Sumbing? Dikutip dari Brilio.net, para jin penghuni Gunung Sumbing berdoa agar pendaki gunung diberi azab berupa gunung meletus atau kebakaran hutan.
-
Apa mitos yang berkaitan dengan Gunung Kerinci? Ada Cerita Pohon Bolong dan Sosok Naga Raksasa, Ini Mitos Gunung Kerinci di Provinsi Jambi Di balik kemegahan dan pesona Gunung Kerinci terdapat rentetan misteri dan kisah mitos yang menarik untuk dikupas.
-
Apa mitos harta karun Gunung Sibayak? Cerita legenda yang berkembang adalah kisah dua saudara yang sudah tidak memiliki orang tua. Saat itu, mereka tidak memiliki persediaan makanan yang cukup. Keduanya berinisiatif untuk menanam padi di ladang.
-
Apa saja cerita mistis di Gunung Sumbing? Pendaki yang sering naik ke Gunung Sumbing sering diganggu dan disesatkan oleh penampakan makhluk halus. Beberapa wujud yang sering mengganggu pendaki adalah manus berpakaian putih, pocong dan orang yang sedang bertapa.
-
Apa mitos yang terkenal di Gunung Papandayan? Mengutip laman Taman Wisata Gunung Papandayan (TWGP), salah satu lokasi yang terkenal di sana adalah kawah pengantin.Kawah ini merupakan dua sumber belerang yang berdempetan (kembar).Dipercaya warga sekitar bahwa terdapat cerita tragis di balik keindahan kawah pengantin, di mana terdapat sepasang pengantin yang terjatuh ke dalam kawah dan tidak terselamatkan.
Dalam kepercayaan masyarakat, setiap gunung dipercaya memiliki legenda, mitos, bahkan hingga sosok penunggunya.
Berikut mitos Gunung Sinabung di Kabupaten Karo yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
1. Asal Usul Nama Sinabung
Melansir dari gunung.id, masyarakat asli yang bermukim di kaki Gunung Sinabung biasa menyebut gunung ini dengan nama Delang Sinabun.
Dalam bahasa Karo, Sinabung tidak ada artinya. Akan tetapi penamaan ini diambil dari kata yang serupa yaitu Sinabun.
Arti dari Sinabun sendiri adalah mencuci. Kemudian Deleng Sinabun diartikan sebagai gunung yang mencuci atau tepatnya gunung yang berperan menyucikan.
Tepat di kaki Gunung Sinabung terdapat danau bernama Lau Kawar. Konon tempat tersebut dipercaya untuk menyucikan dan tak sedikit dari mereka yang menaruh sesajen di hari-hari tertentu.
2. Sosok Jin Raksasa
Di Gunung Sinabung, terdapat cerita soal penunggu yang dipercaya golongan Jin Ifrit yang memiliki postur setinggi 3.000 kilometer.
Jin tersebut dipercaya dapat menembus bulan.
3. Legenda Syekh Abdurrahman
Di Gunung Sinabung berkembang cerita legenda tentang Syekh Abdurrahman, yaitu seorang ulama yang lahir di Barus.
Syekh Abdurrahman dipercaya kerap menyambangi gunung ini untuk melangsungkan ritual tertentu.
Berkaca dari kebiasaan Syekh Abdurahman, banyak masyarakat Islam dari tanah Karo yang mengeramatkan gunung ini dan dianggap sebagai tempat penyucian.
Setiap ritual penyucian itu tetap dengan sentuhan Islam.
4. Pantangan Makanan
Bagi yang ingin mendaki Gunung Sinabung, masyarakat setempat percaya jika ingin selamat maka dilarang mengonsumsi dagung babi dan anjing.
Kepercayaan ini dulunya sempat dilanggar. Kemudian pendaki tersebut tiba-tiba jatuh sakit ketika baru sampai di tempat penyucian Gunung Sinabung.
Hingga sekarang, masyarakat setempat masih menegakkan kepercayaan ini dan mengimbau kepada para pendaki untuk tidak membawa kedua makanan itu.