Alasan KontraS baru ungkap curhatan Freddy setelah dieksekusi mati
Saat Freddy Budiman masih hidup juga tak akan didengarkan curhatannya oleh siapa pun.
Koordinator Kontras Haris Azhar menyatakan alasanya baru mengungkapkan curhatan Freddy Budiman usai dieksekusi mati di Lapas Nusakambangan, Cilacap kemarin. Sebab, saat itu pemerintah sedang mengadakan Pilpres 2014 yang semua masyarakat masih fokus kampanye.
"Nah, mau bicara ke zaman pak SBY mereka sudah mau beres. Semua menunggu rezim politik yang terpilih, tapi begitu terpilih kita juga wait and see dulu. Nah begitu kemudian ramai soal KPK, kita engga tahu mau ngobol sama siapa dan jujur memang ada jarak dengan polisi dalam pemerintah Jokowi ini," kata Haris saat jumpa pers di Kantornya, Jakarta, Jumat (28/7).
Menurutnya, saat Freddy Budiman masih hidup juga tak akan didengarkan curhatannya oleh siapa pun. Beberapa pihak juga tak akan memperhatikan curhatan Freddy Budiman karena dianggap rekayasa agar tak dieksekusi mati.
"Memang dalam 20 jam kita diskusikan, kita keluarkan data ini dan saya pasang badan atas informasi tersebut. Dalam rangka terlepas dari hukuman mati kontra atau pro, ini untuk membongkar kejahatan yang melibatkan pejabat," kata dia.
Setelah itu, dirinya juga sudah menyampaikan curhatan Freddy kepada Jubir Presiden Johan Budi. Mendengar curhatan Freddy, Johan Budi mengaku kaget dan berjanji akan menyampaikan curhatan Freddy Budiman kepada Presiden Jokowi.
"Saya janji Senin sore. Saya telepon Johan Budi. Dia merasa ini penting jangan dibacarakan ke media. Dengan harapan dia sempaikan ke Jokowi, tapi dari Senin sampai kemaren sore, engga ada kelanjutannya," kata dia.
Tak ada kabar Johan Budi, pihaknya menyampaikan curhatan Freddy di website Kontras dan broadcast ke beberapa media, supaya kejahatan luar biasa narkoba yang melibatkan pejabat institusi Polri, BNN dan TNI bisa terungkap.
"Saya harus melampaui janji. Karena urusan penegakan hukum ini saya mohon maaf ke Johan, karena demi kepentingan lebih besar," tandasnya.