Amirul Hajj Jawab Tuding Petugas Haji Asik Belanja Ketimbang Menolong Jemaah Haji
Jemaah Indonesia yang ada di Madinah saat itu bukan jemaah reguler, melainkan pengguna visa non haji.
Jemaah Indonesia yang ada di Madinah saat itu bukan jemaah reguler, melainkan pengguna visa non haji.
- 88.987 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah, Paling Banyak Petani dan Belum Pernah Berhaji
- Kemenag: 195 Ribu Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit
- Masyarakat Indonesia Diminta Tak Asal Pakai Visa untuk Berhaji, Ini Risikonya Jika Tetap Nekat
- Hati-Hati Ada Joki Hajar Aswad yang Bisa Kuras Dompet Jemaah Haji dan Umrah
Amirul Hajj Jawab Tuding Petugas Haji Asik Belanja Ketimbang Menolong Jemaah Haji
Beberapa waktu lalu tim pengawas (timwas) haji yang dibentuk DPR mengeluhkan kinerja petugas haji Indonesia. Mereka menemukan petugas haji yang asik berbelanja di toko, bukan membantu jemaah yang ada di Masjid Nabawi.
Terkait hal tersebut, Naib Amirul Hajj, Anwar Abbas menilai, tuduhan itu tidak benar. Sebab saat itu memang jemaah haji Indonesia belum ada di Madinah. Mereka masih di Mekkah untuk menyelesaikan rangkaian puncak ibadah haji.
“Sepanjang sepengetahuan Saya jemaah tahap kedua belum ada yang ke Madinah, jadi siapa yang dilayani?” ujar pria yang akrab disapa Buya tersebut kepada Media Center Haji di Madinah, Minggu (23/6).
Sehingga, dia tidak mempermasalahkan jika ada petugas yang berbelanja di toko sekitar masjid Nabawi.
“Menurut saya tidak jadi masalah, jemaah yang dilayani tidak ada, kesimpulan saya mungkin tidak tahu kalau jemaah tidak ada,” terang Buya.
Buya menegaskan, jemaah Indonesia yang ada di Madinah saat itu bukan jemaah reguler. Melainkan mereka yang pergi haji menggunakan visa non haji.
Sepanjang pengamatannya, dia menilai, seluruh petugas haji sudah maksimal dalam bekerja. Bahkan beberapa jemaah yang pernah ditemui mengaku puas dengan pelayanan petugas haji.
“Mereka sudah bekerja maksimal, saya sempat bertanya kepada jemaah, mereka puas,” tandas Buya.
Sebagai informasi, jemaah haji Indonesia gelombang II akan mulai diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah pada Rabu (26/6) mendatang.
Sementara jemaah haji transit yang slot penerbangannya diubah oleh Garuda dari Jeddah ke Madinah, baru tiba pada Jumat (21/6) malam. Mereka kemudian berangkat ke Bandara AMAA Madinah pada Sabtu (22/6) dini hari.
Di tempat yang terpisah, Dirjen PHU Kemenag, Hilman Latief mengatakan, petugas saat ini sedang mendapat pelayanan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah akibat kelelahan setelah fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah dan Mina).
“Tadi saya mendapat informasi KKHI melayani sejumlah petugas, yang kemarin berjuang bersama dalam fase Armuzna, siang malam subuh, waktu istirahat yang kurang,” katanya.
“Mereka sebagian mendapatkan support istirahat di sini,” sambung Hilman.
Hilman mengucapkan terima kasih dan berharap dengan pelayanan dari KKHI ini, ketika jemaah haji datang ke Madinah, petugas diharapkan sudah dalam kondisi prima.
“Kami ucapkan terima kasih, jadi saat jemaah datang, petugas insyaAllah siap melayani,” harap Hilman.
Hal ini karena dalam beberapa hari ke depan yakni 26 Juni 2024, Madinah akan kembali didatangi oleh jemaah haji Indonesia.
“Akan mendapatkan kiriman jemaah dalam jumlah besar dan intensitasnya tinggi, kami ingin memastikan petugas memiliki kesehatan dan kondisi fisik yang prima,” tandas Hilman.
“Tentu saja dengan penjadwalan yang ketat, maka dalam beberapa hari ini, kami berikan waktu istirahat kepada petugas,” lanjutnya.
Terakhir, Hilman berharap, proses pendorongan dari Makkah ke Madinah lancar. “Selain itu layanan di Madinah juga lancar,” harapnya.