Anggaran belum cair, digitalisasi naskah kuno di Solo terbengkalai
Upaya digitalisasi penting dilakukan demi pelestarian naskah kuno.
Belum cairnya dana hibah sebesar Rp 300 juta yang dijanjikan oleh Pemerintah Kota Solo membuat proses digitalisasi naskah kuno koleksi Museum Radya Pustaka dihentikan.
Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo mengatakan, dari sekitar 400 naskah kuno yang ada, baru 70 naskah yang sudah didigitalisasi. Menurutnya, keterbatasan peralatan media rekam menjadi penyebab proses digitalisasi yang dimulai sejak sawal tahun 2015 lalu itu tidak bisa dilakukan dengan cepat.
"Saat ini petugas digitalisasi hanya punya satu kamera untuk memindahkan naskah analog ke media digital. Padahal, dengan sekitar 400 naskah yang harus dialihkan ke media digital, setidaknya Museum Radya Pustaka membutuhkan 5 kamera digital," ujar Purnomo, saat dihubungi, Selasa (5/4).
Purnomo menambahkan saat ini pihaknya masih menunggu cairnya dana hibah yang masih ada di wali kota. Dia mengatakan, upaya digitalisasi penting dilakukan demi pelestarian naskah kuno. Jika proses digitalisasi sudah selesai, nantinya masyarakat bisa mengakses isi naskah melalui jaringan internet yang disediakan oleh Museum Radya Pustaka.
"Kalau sudah selesai, masyarakat bisa membaca lewat komputer. Kami juga akan menyediakan layanan touch screen di museum sehingga pengunjung tidak perlu membuka naskah analognya," ucapnya.
Salah satu petugas digitalisasi naskah kuno, Kurnia Heniwati mengungkapkan, sampai saat ini pengelola museum baru bisa menyelamatkan 17,5 persen naskah dengan proses digitalisasi. Pihaknya memprioritaskan naskah dengan tingkat kerusakan paling parah untuk dialihkan ke bentuk digital.
"Ada 399 naskah kuno yang sebagian besar berasal dari abad 18. Hampir semuanya mengalami kerusakan mulai jilid punggung hingga kertas. Beberapa naskah bahkan langsung sobek jika dipindahkan sembarangan," ucapnya.
Naskah dengan bahan kertas Eropa tersebut, lanjut dia, merupakan bahan yang paling rapuh karena mudah remuk dan sobek. Karena proses digitalisasi dihentikan, maka penanganan sementara untuk naskah tersebut hanya dibersihkan dengan kuas lembut.
Baca juga:
Juru parkir di Solo diciduk polisi saat asyik nyabu di kamar mandi
Butuh duit buat beli narkoba, pemuda di Solo nekat jambret ibu-ibu
Protes operasional Batik Solo Trans, ratusan sopir angkot mogok
Warga minta terduga teroris Siyono dikubur di luar desa usai otopsi
Belasan warga Karanganyar ramai-ramai terserang chikungunya
Pohon tumbang bikin 1 pemotor tertimpa & KA Solo-Wonogiri tertahan
Mulai April, kantor pelayanan di Solo hanya buka 5 hari kerja
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Dimana letak Museum Song Terus? Museum Song Terus di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, yang menjadi bagian dari Kawasan Cagar Budaya Gunung Sewu menyimpan jejak-jejak budaya dan perubahan lingkungan prasejarah Indonesia, selama ratusan ribu tahun.
-
Siapa yang meresmikan Museum Negeri Lampung? Peletakan batu pertama pada museum ini baru dilakukan pada tahun 1978 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hassan pada tanggal 24 September 1988.
-
Apa yang terbakar di Solo? Pada Selasa (3/10), terjadi kebakaran di sebuah gudang rongsok yang terletak di Kampung Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
-
Dimana letak Museum Wayang Jakarta? Ornamen budaya sangat kental terasa di Museum Wayang Jakarta, kawasan Kota Tua, Kota Jakarta Barat. Di sini pengunjung akan diajak melihat berbagai koleksi wayang lokal sampai mancanegara.