Anggota DPRD Riau babak belur dipukul dua pria
Pelaku telah dirawat di rumah sakit. Korban masih belum sadar.
Anggota DPRD Riau Sugeng Pranoto dirawat di Rumah Sakit Awal Bross karena kritis setelah dianiaya oleh dua orang tak dikenal. Saat ini, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu masih belum sadarkan diri.
Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Hariwiawan Harun mengatakan, pihaknya telah menerima laporan penganiayaan tersebut. "Laporan sudah diterima dan kasusnya masih penyelidikan," kata Hariwiawan, Jumat (16/01).
Untuk mengetahui identitas pelakunya, penyidik Reskrim Polresta Pekanbaru sudah memeriksa dua petugas keamanan di Kantor PDIP di Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru. "Ada dua Satgas PDIP yang diperiksa tadi. Pelakunya belum diketahui identitasnya. Sementara korban sendiri masih belum bisa dimintai keterangan, karena masih dirawat di rumah sakit," ujar Hari.
Menurut Hari, yang membuat laporan dugaan penganiayaan adalah keluarga korban. Polisi menerima laporan setelah korban dirawat di RS Awal Bros Pekanbaru.
Informasi dihimpun merdeka.com, kejadian berawal sewaktu korban melaksanakan rapat persiapan Musda PDIP Riau di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, Kamis (15/1) sekitar pukul 20.00 WIB.
Tiba-tiba datang dua pria yang diduga orang bayaran mendatangi korban dan memukulinya hingga babak belur dan pingsan. Setelah korban terkapar, para pelaku langsung melarikan diri. Korban tidak sadarkan diri langsung dilarikan ke rumah sakit.
Sementara itu, Ketua DPRD Riau Suparman mengutuk keras penyerangan anggota legislatif itu. Ia meminta aparat kepolisian segera mengusut kasus itu hingga tuntas. Menurutnya, siapapun pelakunya tak boleh kebal hukum.
"Saya mengutuk aksi penganiayaan itu. Ini sebuah tindakan mengkhawatirkan! Dewan saja dibrutalkan seperti itu, bagaimana dengan rakyat," ujar Suparman.
Kalau kasus ini tak dituntaskan, kata Suparman, situasi kota Pekanbaru terancam mencekam, sebab dengan kondisi Pekanbaru yang lagi kondusif, Suparman berharap polisi bisa bekerja maksimal. "Jika tidak segera diungkap dan dituntaskan, akan menjadi polemik yang tak baik di mata masyarakat," kata Suparman.