Anggota KPU Semarang temukan anaknya jadi pengikut Gafatar di Kalbar
Anak itu telah kembali ke Jawa Tengah bersama eks anggota Gafatar lainnya.
Dua orang eks pengikut organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah tiba di Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka mendarat di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, Minggu, (24/1) sore tadi dan langsung dijemput oleh petugas kepolisian.
Dua orang tersebut adalah Faradina Ilma yang merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemprov Jawa Timur warga asal Desa Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang dan Eko Siswandoyo warga Jatim.
Mereka berdua dijemput oleh Abdul Kholik, Anggota Divisi Sosialisasi KPU Kota Semarang beserta istrinya Nurul Iana yang tak lain orangtua Faradina.
Keduanya berinisiatif untuk berangkat sendiri ke Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) mencari keberadaan anaknya tersebut. Dari Pontianak, rombongan empat orang tersebut tiba di Bandara A Yani, Kota Semarang menggunakan pesawat Lion Air tiba sekitar pukul 16.00 WIB.
Petugas kepolisian yang lebih dahulu berada di lokasi pendaratan langsung mengamankan romobongan empat orang menuju ruangan VIP Bandara A Yani Kota Semarang. Pengamanan ketat nampak dilakukan oleh pihak kepolisian. Camat Tugu dan petugas Kesbangpol Prov Jateng juga datang mendampingi pihak kepolisian.
Selang sekitar 45 menit berada diruang VIP, Faradina, yang mengenakan baju merah bersama orangtua dikawal menuju mobil. Disusul Eko Siswandoyo dengan berjaket hitam berkombinasi merah.
Rombongan bungkam saat diberondong oleh pertanyaan wartawan dan langsung masuk ke dalam mobil Avansa hitam H 4824 DY. Demikian juga Eko enggan memberikan komentar.
"Maaf saya lagi capek," kata Eko singkat menjawab berondongan pertanyaan wartawan.
Camat Tugu, Yenuarsa mengakaui dua orang Faradina yang dikabarkan telah mengilang dari tempat kosnya di Jawa Timur telah ditemukan di Pontianak bersama temannya.
"Setelah mendarat, empat orang, Pak Kholik beserta istrinya, Fara dan Eko diamankan petugas," katanya.
Selanjutnya, rombongan juga berkoordinasi dengan tim Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah. Sebelum balik ke rumah, keduanya menjalani pemeriksaan dan pendataan terlebih dahulu di Kantor Kesbangpolinmas Pemprov Jateng di Jalan Ahmad Yani, Kota Semarang. Pemeriksaan berjalan selama kurang lebih 1,5 jam di sana.
"Mas Eko dan Fara didata dulu oleh Kesbangpolinmas di Provinsi," tandas pendek.
Sementara itu, Abdul Kholik, Anggota Divisi Sosialisasi KPU Kota Semarang yang berhasil menemukan anaknya sendiri di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengaku jika anaknya Faradina eks pengikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) masih dalam kondisi shock dan kurang sehat.
"Kondisinya lagi kurang sehat. Sepertinya masih shock, saat pembakaran camp di Mempawah, dia langsung lari ke Pontianak, kos disana," tegas Abdul.
Baik selama perjalanan maupun di tempat penampungan pasca terjadinya pembakaran base camp Gafatar di Kabupaten Mempawah, Kalbar, Abdul Kholik mengaku keduanya terlihat pendiam dan enggan berbicara banyak dengan dirinya.
Meksi demikian Abdul Kholik menyatakan akan berupaya keras untuk mengembalikan kesehatan Faradina yang masih shock melalui seorang ahli psikolog.
"Nantinya kami akan upayakan mengembalikan kesehatanya melalui psikologis dan terapi," terangnya.
Abdul Kholik mengaku jika dirinya bersama sang istri, berinisiatif untuk mencari sendiri dan berhasil sukses menemukan anaknya yang merupakan PNS Pemprov Jatim tersebut. Faradina berhasil ditemukan di Pontianak, Kalbar bersama temanya Eko Siswandoyo warga Jatim.
Langkah itu dilakukan setelah adanya informasi akan dikembalikanya ribuan warga eks penganut organisasi Gafatar ke daerah asal yang sebelumnya ditempatkan pada lokasi penampungan di Pontianak, Kalbar.
"Rabu, kemarin langsung mencoba mencari ke Kabupaten Menpawah. Tapi saat itu tidak ketemu. Dari sekian ribu wajah tidak ada anak saya. Setelah mendapat informasi dari pihak kepolisian setempat bersama 10 tokoh masyarakat yang di sana ternyata di Pontianak," terangnya.
Abdul Kholiq mengakui sangat senang bisa dipertemukan dengan anaknya kembali. Saat ini, pasca ditemukanya Faradina, pihak keluarga akan berupaya untuk memulihkan kondisi Faradina.
"Saya merasa seneng. Ini biar Fara istirahat dulu, biar pulih kondisi kesehatan dan psikisnya," pungkasnya.
Baca juga:
Pemkab Purworejo siap tampung dan bina 11 mantan anggota Gafatar
1.500 Eks pengikut Gafatar terserang ISPA di atas kapal Gilimanuk
Malam ini, puluhan eks Gafatar tiba di Solo, ratusan aparat siaga
Eks anggota Gafatar di Samboja Kaltim akan dipulangkan ke Makassar
Masyarakat diimbau tidak mengucilkan eks anggota Gafatar
Mensos minta rakyat tak musuhi eks pengikut Gafatar yang pulang
Anaknya gabung Gafatar & hilang, Abdul Hafid pantang patah semangat
-
Kapan Putri Gading meninggal? Kerangka ini ditemukan di Sevilla, Spanyol. Kerangka manusia berusia 5.000 tahun ditemukan di Sevilla, Spanyol.
-
Kapan Fajar meninggal? Kejadian tersebut bermula saat ada salah satu teman Fajar yang ingat bahwa Fajar sedang berulang tahun. Setelah itu, mereka berinisiatif untuk merencanakan sebuah kejutan untuk merayakan ultah Fajar.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Gewa lahir? Mutia mengungkapkan bahwa anaknya yang lahir pada 28 Februari 2020 sudah semakin besar dan dapat memilih pakaian yang ingin dikenakannya.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Galang Rambu Anarki meninggal? Dia meninggal dunia pada 25 April 1997 di usia 15 tahun.