Antisipasi Erupsi, Warga Lereng Merapi di Boyolali Siagakan 18 Pos Jaga
Pemerintah desa setempat membangun 18 titik pos ronda dan 1 pos induk yang berlokasi di Kantor Balai Desa Klakah. Pos tersebut dimanfaatkan warga untuk memantau aktivitas Merapi dan mengevakuasi warga. Saat ini warga di desa tersebut memang belum mau mengungsi.
Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga kini masih belum menunjukkan penurunan. Untuk mengantisipasi terjadinya erupsi, warga Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali yang terletak tak jauh dari puncak terus bersiaga.
Pemerintah desa setempat membangun 18 titik pos ronda dan 1 pos induk yang berlokasi di Kantor Balai Desa Klakah. Pos tersebut dimanfaatkan warga untuk memantau aktivitas Merapi dan mengevakuasi warga. Saat ini warga di desa tersebut memang belum mau mengungsi.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
"Kami menyiapkan 18 pos jaga untuk memantau kondisi Merapi. Kita libatkan relawan dan masyarakat setempat untuk siaga. Warga tetap waspada dan tetap kita gerakkan untuk ronda di kampung-kampung," ujar Kepala Desa Klakah, Marwoto, kepada wartawan, Kamis (21/1).
Marwoto mengatakan, pada November 2020 lalu warga Desa Klakah sempat mengungsi di tempat penampungan sementara (TPPS) di Balai Desa Klakah. Namun setelah Merapi tak menunjukkan tanda-tanda bahaya warga memilih kembali ke rumah.
Menurut Marwoto, ada sekitar 1400 warga Desa Klakah yang memilih tidak mengungsi. Meskipun Gunung Merapi telah berulangkali mengeluarkan lava pijar dan awan panas. Marbot mengaku tidak bisa menghalangi warganya karena menyangkut kebutuhan hidup.
"Warga belum mau mengungsi karena faktor ekonomi. Mereka memilih bertani dan beternak, karena pekerjaan utama mereka untuk menyambung hidup," katanya.
Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau warga agar pergi ke ladang yang lokasinya tidak jauh dari pemukiman. Hal ini untuk memudahkan proses evakuasi jika terjadi erupsi.
Selain faktor ekonomi, dikatakannya, warga yang enggan mengungsi dikarenakan arah guguran lava pijar dan awan panas tidak membahayakan. Yakni ke barat daya atau hulu Kali Krasak. Sedangkan Desa Klakah sendiri terletak di sebelah utara Gunung Merapi.
"Kita amati arahnya ke barat daya atau Kali Krasak. Tapi kita terus antisipasi, tetap sigap dan siaga untuk evakuasi. Intinya kalau statusnya jadi awas warga siap untuk turun," katanya.
Namun selama masih siaga, lanjut dia, warga tetap di rumah dan waspada. Desa Klakah, terutama Dukuh Sumber dan Bakalan hanya berjarak 3-4 kilometer dari puncak Merapi.
Baca juga:
6 Jam, Gunung Merapi Muntahkan 8 Awan Panas dengan Jarak Terjauh 1.500 meter
Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran 3 Kali dan 47 Lava Pijar
Gunung Merapi Tiga Kali Muntahkan Awan Panas
Guguran Abu Gunung Merapi Mulai Dirasakan Warga di Boyolali
Gunung Merapi Kembali Muntahkan Lahar Sejauh 1,8 Km
Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 1,8 Km