Anton Gobay, Tersangka Kasus Jual Beli Senjata Bakal Diadili di Filipina
Hasil koordinasi dengan pihak Filipina, kata Krishna, senjata yang dibeli Anton Gobay rencananya akan dikirim untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua melalui jalur laut.
Pengadilan Filipina segera menyidang perkara kasus jual beli senjata ilegal yang seorang pilot asal Papua, Anton Gobay. Diduga, senjata-senjata ilegal itu diselundupkan buat kelompok sipil bersenjata di Papua.
"Jadi, tim sudah berangkat ke Filipina, sudah kembali memaparkan hasilnya. Dari hasil penyelidik, yang bersangkutan sekarang dalam proses sidang oleh Otoritas Filipina," kata Krishna saat ditemui wartawan di kawasan Jakarta Timur, Kamis (26/1).
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
Hasil koordinasi dengan pihak Filipina, kata Krishna, senjata yang dibeli Anton Gobay rencananya akan dikirim untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua melalui jalur laut.
"Dari hasil keterangan yang bersangkutan sementara, memang membeli senjata itu untuk dikirimkan ke Papua melalui jalur laut," terangnya.
Hormati Proses Hukum di Filipina
Meski diadili di Filipina, Polri akan tetap memantau dan mengikuti perkembangan kasus Anton Gobay. Polri juga akan menghormati proses hukum yang sedang berjalan di sana.
"Ini bukan kali pertama bekerja sama dengan Filipina, yang kedua yang ditangkap oleh Filipina dengan informasi yang kami berikan, termasuk kasus yang di Minahasa Utara."
"Oleh karena itu, karena yang bersangkutan melakukan kejahatan di luar negeri. Kami menghormati sekali atas aturan yang ada di Filipina," kata Krishna Murti mengakhiri.
Polri Telusuri Dana Anton Gobay
Sebelumnya, Polri tengah menelusuri sasaran penjualan senjata api milik Anton Gobay, pilot asal Papua yang ditangkap kepolisian Filipina terkait kasus kepemilikan senjata api. Lewat aliran uang, penyidik dapat menemukan pihak yang melakukan transaksi jual beli senjata api tersebut.
"Pasti akan ditelusuri duitnya dari mana," tutur Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (23/1).
Menurut Agus, sejauh ini kepolisian Filipina masih menangani kasus Anton Gobel sebagai pemilik kewenangan penegakan hukum di negaranya.
"Masih diproses di sana," kata Agus.
Beli Belasan Senjata
Dari hasil berkoordinasi Polri dengan Kepolisian Filipina terkait seorang pilot asal Papua Anton Gobay yang ditangkap terkait kepemilikan senjata api. Koordinasi yang dilakukannya ini dengan mengirimkan delapan personel yang dipimpin oleh seorang jenderal bintang satu.
"Tim Mabes Polri berjumlah 8 orang dipimpin Pati berpangkat Brigjen didampingi Athase Polri di bawah koordinasi Div Hubinter bersama Athase Pertahanan dan Perwakilan BIN serta Kemenlu dan KBRI Manila masih melakukan koordinasi dengan otoritas setempat," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dihubungi, Rabu (11/1).
Dia menjelaskan, hasil koordinasi serta pendalaman tersebut didapatkan bahwa Anton Gobay memiliki seorang istri yang bekerja sebagai perawat dan dua orang anak perempuan yang berdomisili di Jayapura.
Selain itu, Anton Gobay membeli senjata api dari seseorang yang menggunakan nama samaran di wilayah Danao City, Provinsi Cebu.
"10 pucuk senpi laras panjang jenis M4 kaliber (5.56), senilai 50.000 Peso, tanpa amunisi, 2 pucuk senpi laras pendek merek Ingram (9mm), senilai 45.000 Peso, tanpa amunisi," pungkasnya.
(mdk/lia)