Atasi perbedaan, Indonesia butuh solusi damai bukan bikin galau
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melihat sudah banyak aksi pengabaian kemajemukan yang mampu memecah belah bangsa Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melihat sudah banyak aksi pengabaian kemajemukan yang mampu memecah belah bangsa Indonesia. Luhut mengatakan hal itu membuat masyarakat rindu dengan sosok Presiden Indonesia ke-4 KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur.
"Sekarang ini banyak yang bilang, kalau ada Gus Dur pasti dia sudah bicara soal ke-Indonesiaan," kata Luhut saat menghadiri Haul Gus Dur ke-7 yang digelar di Matraman, Jakarta, Rabu (12/1) malam.
Luhut menuturkan Indonesia kehilangan sosok pelindung dan pemersatu bangsa setelah wafatnya mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut. Luhut menilai saat ini masyarakat Indonesia perlu menerapkan nilai-nilai positif yang sejak dahulu diperjuangkan Gus Dur untuk mempersatukan bangsa.
"Kita kehilangan seorang figur yang selalu mencari jalan keluar dalam perbedaan secara damai, bukan dalam bentuk-bentuk yang membuat kita menjadi galau," kata mantan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia itu.
Selain Luhut, peringatan hari wafatnya Gus Dur yang bertema 'Gus Dur Sang Aktivis' itu juga dihadiri oleh mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Alwi Shihab dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.