Atribut palu arit beredar, Pangdam sebut komunis tak boleh hidup
"TNI, polisi, sama BIN sudah bergerak, cari pelaku dan tempelan stiker-stiker itu," ungkap Mayjen Purwadi.
Adanya stiker bergambar palu arit yang menyebar di sejumlah kawasan di Palembang dua hari lalu, membuat Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson, berang. Pangdam menegaskan, komunis tidak boleh hidup di Bumi Sriwijaya.
Pangdam Purwadi mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan anak buahnya untuk membersihkan stiker-stiker itu yang masih menempel sekaligus mencari siapa dalang penyebar lambang komunis tersebut.
"TNI, polisi, sama BIN sudah bergerak, cari pelaku dan tempelan stiker-stiker itu," ungkap Purwadi, Jumat (13/5).
Purwadi menegaskan, indikasi kebangkitan komunis, baik berupa simbol apalagi pergerakannya, tidak boleh terjadi di Indonesia, termasuk di wilayah hukumnya.
"Jangan coba-coba, komunis dilarang di Bumi Sriwijaya," tegasnya.
Oleh karena itu, kata dia, diperlukan informasi dari masyarakat untuk menunjukkan dan melaporkan apabila mengetahui penyebaran atribut atau lambang PKI.
"Bukan hanya tanggungjawab kami saja, tetapi seluruh masyarakat untuk bersama-sama menghancurkan kebangkitan komunisme," tukasnya.