Awasi WNA, Imigrasi buat Sekretariat Timpora di Kalibata City
Permasalahan orang asing yang ada di Kalibata City di antaranya permasalahan izin.
Dalam rangka mencegah terjadinya berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh WNA, Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Selatan, membuat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora). Sekretariat Timpora tersebut bertempat di Apartemen Kalibata City Tower Sakura.
Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta, Cucu Koswala mengatakan pembentukan Timpora merupakan suatu kebutuhan dari masyarakat terkait keberadaan orang asing di lingkungannya. Sehingga jika terjadi sesuatu terhadap orang asing, warga bisa langsung melaporkan tanpa harus datang ke kantor keimigrasian. Terlebih, banyak penghuni Kalibata City yang merupakan WNA.
"Kalau mau melapor ke kantor agak sungkan. Karena itu kami hadir di tengah masyarakat. Selain itu memang kami mempertimbangkan di sini cukup banyak orang asing. Kami harapkan dengan adanya kita di sini bisa menekan persoalan orang asing," tutur Cucu Koswala di Kalibata City, Pancaran, Jakarta Selatan, Rabu (25/5).
Cucu menuturkan, saat ini terdapat 11 ribu WNA yang ada di Jakarta Selatan. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring adanya program MEA dari pemerintah. Karenanya untuk mengantisipasi dampak negatif kehadiran WNA tersebut dibentuklah Timpora.
"Di Jaksel itu ada 11 ribu orang WNA, apalagi setelah adanya MEA, kemungkinan besar adanya dorongan dampak negatif. Dengan adanya Timpora di Apartemen ini, menunjukkan kami ingin hadir di tengah masyarakat seperti apa yang disampaikan nawacita," lanjut Cucu.
Lebih jauh Cucu menjelaskan, permasalahan orang asing yang ada di Kalibata City di antaranya permasalahan izin. Seharusnya kunjungan wisata tetapi dia bekerja over stay kunjungan yang telah diberikan.
"Kita akan melakukan rapat secara rutin membahas permasalahan yang ada. Dari polri, TNI, dukcapil nanti kita akan bahas kita lakukan pengawasan di lapangan," tambah Cucu.
Sementara itu, Wali kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi mengatakan, kehadiran kantor sekretariat Timpora bisa menjadi ikon Jakarta untuk memenuhi layanan masyarakat.
"Ini bisa menjadi ikon kota DKI, khususnya Jakarta Selatan ini kantor pertama kali di Indonesia. Kita tidak ingin seperti di Halim, yang main gali-gali saja. Ini kan perlu pengawasan betul," kata Tri.
-
Siapa yang melaporkan WNA itu ke Imigrasi? Penangkapan HBR berawal dari laporan masyarakat.
-
Bagaimana cara Imigrasi menangkap WNA tersebut? Tim Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim) Imigrasi Tanjung Perak lalu menuju lokasi yang bersangkutan. Berkolaborasi dengan unsur TIMPORA Kabupaten Lamongan diantaranya Polsek Modo, Koramil Modo dan Anggota Pemerintah Desa Modo, tim langsung menuju Dusun Lebak, Desa Mojorejo, Modo, Lamongan.
-
Dimana tujuan utama migrasi di Indonesia? Di Indonesia, pada masa Orde Baru, pemerintah melakukan program transmigrasi dari Pulau Jawa ke luar pulau seperti Kalimantan, Sumaera, dan Papua. Ini dilakukan dalam rangka untuk menyebarkan penduduk yang banyak berpusat di Pulau Jawa.
-
Siapa saja yang terjaring razia? Hasilnya, puluhan muda-mudi yang bukan suami istri terjaring razia saat asyik berduaan di sejumlah kamar kos.
-
Kenapa imigrasi Denpasar terus mengawasi dan menindak pelanggaran WNA di Bali? “Artinya, tanpa menjadi viral pun, kami akan tetap melakukan pengawasan dan penindakan, “ katanya.
-
Kapan Hari Bhakti Imigrasi dirayakan? Hari Bhakti Imigrasi diperingati setiap 26 Januari.
Baca juga:
Overstay dua tahun, Olga diamankan petugas imigrasi
Berkas 3 WNA ilegal diserahkan Imigrasi ke Kejari Medan
Sidak perusahaan sawit, Disnaker temukan WNA sebagai pekerja kasar
Wali Kota Jaksel sidak penampungan WNA pencari suaka
Berkedok minta sumbangan, warga Filipina dicokok petugas Imigrasi