Ayah Ade Sara: Jeritan anak saya saat dibunuh lebih histeris
Menurut Suroto, jeritan Ade Sara lebih histeris saat dianiaya oleh kedua terdakwa pasangan sejoli tersebut.
Ayah Almarhumah Ade Sara, Suroto mengungkapkan, jeritan Assyifa tak sebanding dengan apa yang dialami anaknya saat dibunuh. Menurutnya, jeritan Ade Sara lebih histeris saat dianiaya oleh kedua terdakwa Ahmad Imam Al-Hafitd (19) dan Assyifa Ramadani.
"Kalau Asyifa histeris saat mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Ade Sara lebih histeris saat dianiaya mereka hingga terbunuh," kata Suroto kepada wartawam usai mengikuti sidang kasus dugaan pembunuhan Ade Sara yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (18/11).
-
Apa itu SARA? SARA adalah singkatan dari suku, agama, ras, dan antargolongan, yang merujuk pada faktor-faktor identitas yang sering kali menjadi penyebab konflik horizontal dan vertikal dalam masyarakat.
-
Bagaimana SARA bisa diatasi? Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah konflik SARA adalah dengan memberikan edukasi yang baik mengenai keberagaman suku, budaya, dan agama di Indonesia.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kenapa Sule menjenguk Adzam? Sule meluangkan waktu menjenguk Adzam yang sakit di tengah kesibukannya sebagai public figure.
-
Bagaimana Ade Bunga Niari menjaga penampilannya? Tidak hanya memiliki wajah cantik, Ade Bunga Niari juga menjaga tubuhnya dengan baik sehingga tetap memiliki bentuk tubuh yang seperti gadis remaja.
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
Sidang lanjutan kasus pembunuhan Ade Sara yakni agenda pembacaan pembelaan atau pledoi oleh terdakwa Assyifah Ramadani (19). Dalam sidang yang dipimpin Hakim Ketua Absoro tersebut, Assyifah dan tim pengacaranya membacakan dua pledoi.
Pledoi pribadi Assyifah dibacakan lebih awal, lalu diikuti pledoi yang dibacakan oleh empat pengacaranya yang diketuai Syafri Noor. Dalam pledoi yang dibacakan didepan majelis hakim, Assyifah mengungkapkan penyesalannya dan belasungkawa kepada keluarga Ade Sara.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada keluarga Om Suroto dan Tante Elizabet dan belasungkawa atas meninggalnya sahabat saya Ade Sara," kata dia.
Sambil terisak, Assyifah membacakan pledoi pribadinya sekitar 10 menit dan dilanjukan pledoi yang dibacakan pengacara. Menanggapi pembelaan pribadi yang disampaikan Assyifa, menurut Suroto, hal tersebut tidak seharusnya disampaikan secara langsung bukan melalui sebuah tulisan.
"Saya meragukan pledoi itu bukan darinya pribadi tapi dituliskan oleh orang lain lalu dibacakan," tandansya.
Sidang kasus pembunuhan Ade Sara akan dilanjutkan pada Selasa (25/11) dengan agenda tanggapan Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas pledoi Assyifa. Ade Sara dibunuh oleh terdakwa kasus pembunuhan Ade Sara, Ahmad Imam Al-Hafitd (19) dan Assyifah Ramadani (19) pada awal Maret 2014 2014.
Kedua terdakwa diancam dengan hukuman primer pasal 340 KHUP yang mengatur tentang pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati atau seumur hidup, atau minimal 20 tahun penjara. Keduanya didakwa pasal berlapis dengan pasal 338 tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Selain itu, Hafitd dan Syiffa didakwa pasal subsider lainnya yakni pasal 353 ayat 3 terkait dengan penganiayaan yang menyebabkan orang lain meninggal dengan maksimum hukumannya di atas 10 tahun.
(mdk/eko)