Ayah 'algojo' pencabut nyawa anak kandung karena bisikan gaib
Ayunan tabung gas ke arah kepala mengakhiri hidup sang anak. Pelaku beralasan mendengar bisikan gaib.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Kamis (5/5) pekan lalu. Nyawa MA (6) berakhir di tangan sang ayah, JML (34).
Peristiwa itu terungkap setelah kakak ipar JML, Mardianah (41), mencari MA. Bersama warga, mereka berkeliling lingkungan rumah JML, di Kampung Bulu-Bulu RW 01/RT 05 Bangkala, Keluraha Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dia kemudian tiba di rumah adik pelaku, Anjas. Alangkah terkejutnya dia saat melihat MA sudah tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan.
Mardianah terguncang. Warga lantas mencari JML yang bekerja sebagai buruh bangunan. Sebab, dia diduga membunuh MA dengan cara menghantamkan tabung elpiji kapasitas tiga kilogram ke kepala sang anak.
Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Komisaris Besar Polisi Frans Barung Marenga mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 06.30 WITA. Saat itu korban dan pelaku hanya berdua saja di rumah.
Kasus itu menjadi sorotan Komisi Nasional Perlindungan Anak. Mereka lantas berkunjung ke Makassar dan menemui pelaku.
"Saya langsung berbincang sama pelakunya, dan ternyata ada beberapa penjelasannya itu berubah-ubah dan inilah yang harus didalami oleh polisi," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, di Mapolsek Tamalanrea Makassar, Jumat pekan lalu.
Dengan didampingi Frans Barung Mangera serta Kapolsek Tamalanrea, Kompol Dewa Agung Roy, Arist mengaku sengaja datang ke Makassar buat mendengarkan langsung kesaksian pelaku.
"Saya ke Makassar untuk bertemu langsung dengan pelaku, dan mau mendalami apakah perbuatan itu dilakukan secara sadar atau tidak. Ternyata pelaku memang memiliki riwayat kelainan jiwa dan inilah yang harus didalami polisi," ujar Arist.
JML yang berbincang dengan Arist mengaku menyesal telah membunuh anak kedua menggunakan tabung gas. Dia juga siap menerima semua hukuman akan diberikan kepadanya, termasuk apabila pengadilan akan menjatuhkan hukuman mati.
"Saya siap menerima hukuman apapun pak. Saya juga sudah tidak perduli dengan diriku. Walau dihukum mati sekarang juga saya siap. Tapi saya lakukan itu bukan dalam keadaan sadar, tapi ada sesuatu yang ghaib yang mendorongku melakukan itu," kata JML.
Baca juga:
23 Adegan saat rekonstruksi perlihatkan kesadisan Agus bunuh Nuri
Cekcok soal kebun, Supirman bacok kakek Sahur pakai parang
Coba melawan, pemuda yang penggal kepala nenek Intan didor polisi
Perawat dihukum mati usai bunuh lansia agar gaji dibayar cepat
Fakultas MIPA UGM akan memperketat penyaringan tenaga outsourcing
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Kapan Adilla memeluk anaknya? Adilla juga ngepost foto ultah anaknya, dapet pelukan papa yang hangat kayak Wulan.
-
Apa dampak buruk berteriak pada anak? Masalah lain yang juga mungkin muncul adalah kebiasaan ini tidak mengajarkan anak secara tepat mengenai bagaimana cara mengendalikan perilaku mereka. Hal ini bisa berdampak buruk secara jangka panjang dan membuat anak jadi sering berteriak juga.
-
Bagaimana Ucok Baba mengajarkan putrinya mengemudi? Ucok Baba mencari lokasi yang sepi untuk mengajari putrinya mengemudi, demi menjaga keselamatan dan kenyamanan selama proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan kepedulian Ucok Baba terhadap keselamatan sang anak. Dalam momen tersebut, Ucok Baba memberikan arahan dengan penuh kesabaran kepada Nabila. Dengan saran-saran yang diberikan, Ucok Baba berusaha memastikan bahwa sang putri dapat belajar mengemudi dengan aman.
-
Kenapa Ucok Baba mengajarkan putrinya mengemudi? Meskipun tujuan Ucok Baba dalam mengajari putrinya mungkin baik, potret ini tidak luput dari pro kontra di media sosial.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
Jangan lewatkan:
Mengungkap legenda ular pemakan manusia dari Kalimantan
Deretan alumni HMI yang terlibat kasus korupsi di KPK
Cerita malam terakhir sebelum Agus mutilasi Nuri
Gaji Rp 3 juta mau cicil rumah, ini caranya
Bela adik yang mau diperkosa, kakak tikam ipar hingga tewas