Bantuan rakyat miskin senilai jengkol 3 kilogram
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, banyak warga malah menghabiskan uangnya untuk hal yang tidak berguna.
DPR telah mengesahkan APBN-P 2013 melalui voting dalam rapat paripurna, Senin (17/6) malam. Dengan begitu, pemerintah tidak memiliki halangan lagi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sudah disiapkan. Jumlahnya Rp 150.000 per kepala keluarga per bulan.
Berdasarkan hasil rapat Kementerian Keuangan dengan Badan Anggaran DPR, disepakati jika BLSM akan disalurkan kepada 15,5 juta rumah tangga. Dengan asumsi tiap keluarga berjumlah empat orang, total ada 62 juta orang yang akan menikmati BLSM.
BLSM diberikan selama empat bulan berturut-turut mulai Juni hingga September. Tapi dana itu tidak diberikan setiap bulan melainkan per dua bulan. Termin pertama akan diserahkan di bulan Juli sebesar Rp 300.000. Jumlah yang sama akan diberikan pada termin kedua pada bulan September.
Soal mengapa jumlah bantuan yang diberikan sebesar Rp 150.000, Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, garis batas kemiskinan (poverty line) ditetapkan sebesar USD 1,25 per hari, atau dalam rupiah Rp 450.000 per bulan.
"Jadi, kalau tiap orang dapat Rp 150.000, artinya didapat 30% dari poverty line. Kalau dapat tambahan income 30%, dia bisa cover porsi konsumsi terhadap makanan. Tapi, jumlah ini tidak cukup besar untuk membuat orang menjadi malas. Kalau terlalu besar, orang akan berhenti kerja. Ada studi, tidak ada evidence (bukti) orang berhenti kerja karena terima BLSM," papar Chatib.
Chatib meyakini pemberian BLSM Rp 300.000 dalam dua termin juga tidak akan membuat penerima bantuan menjadi malas dan berhenti kerja. Artinya, daya beli 25% masyarakat dengan tingkat pendapatan terbawah dari seluruh penduduk Indonesia diasumsikan tidak terganggu dengan kenaikan harga BBM.
Pemerintah boleh mengeluarkan angka-angka hitungan yang menjadi dasar pemberian BLSM itu. Namun, nilai riil di masyarakat, dengan jumlah uang Rp 300 ribu per dua bulan tidak akan secara konkret membantu mereka keluar dari garis kemiskinan.
Tengok saja ke pasar-pasar tradisional dan supermarket. Harga-harga barang pokok, pelan-pelan sudah merangkak naik. Selasa (18/6) kemarin, harga sayur mayur bahkan sudah naik dengan selisih harga Rp 500 hingga Rp 2.000 dari harga sebelumnya. Padahal, pemerintah belum mengumumkan secara resmi, berapa harga BBM terbaru.
Jika dibandingkan dengan harga jengkol yang kini melejit mencapai Rp 50.000 per kilogram, bantuan kompensasi per bulan yang diberikan pemerintah, setara dengan jengkol 3 kilogram.
Berdasarkan pengalaman BLT tahun 2009, banyak warga penerima bantuan malah menghabiskan uangnya untuk hal yang tidak berguna. Semestinya, uang diatur penggunaannya untuk jangka waktu tertentu.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati seperti dikutip Antara, menilai, pembelian BLSM tidak tepat karena ketidaksesuaian dengan budaya rakyat Indonesia yang belum bisa mengatur keuangannya dengan baik.
"Dana bantuan langsung semacam itu tidak digunakan masyarakat untuk menopang kebutuhan biaya hidup. Kalau sudah terima uang, tidak diatur untuk satu bulan, padahal harus bertahan satu bulan," ujar Enny.