Jelang Kepulangan Koper Jemaah Haji Mulai Ditimbang, Ada yang Terpaksa Dibongkar Lagi
Munsiri mengatakan pihaknya terus memberikan sosialisasi agar koper yang dibawa jemaah tidak melebihi batas maksimal.
Munsiri mengimbau agar para jemaah tidak membawa air Zamzam ke dalam tas.
Jelang Kepulangan Koper Jemaah Haji Mulai Ditimbang, Ada yang Terpaksa Dibongkar Lagi
Usai pelaksanaan rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina, jemaah gelombang I akan segera bertolak ke Tanah Air secara bertahap. Bagi jemaah yang tiba di Madinah pada 12 Maret 2024 lalu, mereka akan segera kembali ke Indonesia sekitar sepekan dari sekarang.
Untuk itu, 8 hari jelang kepulangan kloter pertama, koper milik jemaah haji Indonesia mulai ditimbang. Berdasarkan pantauan Media Center Haji kloter SOC 01 embarkasi Solo sudah mulai bersiap untuk pulang. Mereka dijadwalkan pulang pada tanggal 22 Juni 2024 mendatang.
Ketua Kloter SOC 01, Munsiri mengatakan pihaknya terus memberikan sosialisasi agar koper yang dibawa jemaah tidak melebihi batas maksimal.
"Batas maksimalnya 32 kilogram. Insya Allah sudah aman semua, tidak ada yang lebih," kata Munsiri, Kamis (13/6).
Munsiri mengimbau agar para jemaah tidak membawa air Zamzam ke dalam tas. Sebab hal ini bisa melanggar aturan dan dikenakan denda.
Munsiri mengatakan kloter SOC 01 ini mayoritas warga asal Temanggung. Mereka akan pulang dari Bandara Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Rombongan yang berjumlah 360 orang ini dijadwalkan tiba di Solo pada Minggu (23/6) dini hari.
Di tempat yang sama, Sumiarsih (62) mengaku harus memutar otak agar baju dan oleh-oleh yang ia bawa tidak lebih dari 32 kilogram. Meski sejak berangkat sudah mengurangi barang bawaan, ia terpaksa harus membongkar koper saat penimbangan.
Alhasil satu bungkus pakaiannya harus keluarkan karena timbangan koper lebih dari 32 kilogram. Sumiarsih pun merinci barang yang dibawa sebagaumi buah tangan untuk sanak saudara dan handai tolan.
"Ada cokelat 6 kilogram, ada kurma 2 kilogram. Baju muslim 5 beli di Madinah. Ada 6 beli di Kakiyah sini. Sajadah satu kodi, minyaknya 2 dus," kata Sumiarsih.
Cokelat yang ia bawa rencananya akan diberikan pada sang cucu yang berada di pesantren. Sementara baju dan sajadah jatah para tetangga dan sanak saudara.
"Saya berikan pada semua yang mendoakan saya," cerita Sumiarsih.