Banyak Irigasi Rusak Memperparah Dampak Kekeringan, Perbaikan Terkendala Anggaran
Kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat diperparah dengan rusaknya sistem irigasi. Penanganan dan perbaikan tidak bisa dilakukan secara maksimal karena kendala anggaran yang minim.
Kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat diperparah dengan rusaknya sistem irigasi. Penanganan dan perbaikan tidak bisa dilakukan secara maksimal karena kendala anggaran yang minim.
Data dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) mencatat ada sebanyak 47 persen irigasi rusak berkategori ringan hingga berat. Jumlah itu didapat dari total 103 daerah irigasi seluas 100 ribu hektare yang dikelola PSDA.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kenapa air tanah mudah tercemar? Namun, salah satu kekurangan yang dimiliki air tanah adalah mudah tercemar oleh zat tertentu, sehingga diperlukan sumber lainnya untuk menunjang kebutuhan air.
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Kenapa Air Panas Citando di Lebak sekarang terbengkalai? Sayangnya pemandian air panas yang dikelilingi pohon rindang itu tinggal kenangan. Kondisi tak terawat tampak di destinasi air panas Citando, Desa Senanghati, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Keadaan di sekitar area parkir, sampai titik sungai air panas sudah dipenuhi ranting dan dedaunan hingga menguatkan kesan terbengkalai.
Kepala Dinas PSDA, Linda Al Amin menyebut kondisi itu membuat sawah-sawah tidak mendapatkan suplai air secara maksimal. "Luas sawah yang kekeringan terus bertambah," katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Merdeka, Bandung, Kamis (4/7).
"Dari peninjauan, ada 20 persen irigasi rusak ringan, 12 persen rusak ringan dan 15 persen rusak berat," tambahnya.
Kerusakan itu disebabkan banjir beberapa bulan lalu yang mengakibatkan irigasi jebol. Upaya perbaikan dilakukan dengan memasang bronjong. Namun itu berlaku bagi irigasi yang rusaknya ringan dan bersifat sementara.
Dia mengaku tidak mempunyai anggaran untuk merevitalisasi irigasi-irigasi yang rusak berat. Sejauh ini, ia mengoptimalkan alokasi anggaran operasional dan pemeliharaan untuk mengatasi kerusakan ringan.
"Kami anggarkan di tahun depan secara bertahap. Intinya kita ada yang diprioritaskan, sementara pakai anggaran pemeliharaan dulu," imbuhnya.
Di luar hal teknis, kekeringan yang berimplikasi pada lahan pertanian pun disebabkan banyak faktor. Salah satunya, petani kurang patuh pada kalender tanam. Padahal pola tanam bisa dilakukan secara bergantian.
"Musim kemarau kan harusnya tanamnya bergantian agar bisa mengatur penggunaan air. Tapi masih ada yang paksa tanam bersamaan," terangnya.
Kekeringan biasanya terjadi di wilayah utara setiap musim kemarau. Meski begitu, ia memastikan sumber air di waduk Jatigede dan Jatiluhur masih ada untuk beberapa bulan mendatang.
"Jadi kita akan mengawal pembagian air. Nanti ada petugas palang pintu air, membantu gilir pasokan air. Biar semuanya bisa tetap terairi," katanya.
Diberitakan sebelumnya, data Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jabar menunjukkan pada akhir Juni tercatat 12.048 hektare lahan mengalami kekeringan. Hal itu berpotensi meluas 52.983 hektare, ditambah 82 hektare lahan sudah puso.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Hendi Jatnika menyatakan, daerah yang mengalami kekeringan adalah areal sawah dengan kondisi irigasi yang rusak.
Akibatnya, aliran air tidak menjangkau ke lahan pertanian yang jaraknya lumayan jauh. Selain itu, kekeringan banyak melanda kawasan lahan pertanian yang mengandalkan tadah hujan.
"Ada total 82 hektare telah mengalami gagal panen tersebut terjadi di Sukabumi, Cianjur dan Cirebon," katanya, Selasa (2/7).
Baca juga:
Dampak Musim Kemarau, Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Banten Kekeringan
BNPB: Musim Kemarau, Jawa, NTB, dan NTT Rawan Kekeringan
Sumur dan Sungai Kering, Warga Karawang Terpaksa Mandi Pakai Air Tercemar Limbah
230 Hektare Lahan di Tasikmalaya Terancam Kekeringan
Musim Kemarau, Banyak Wilayah di Sumsel Terancam Kebakaran Hutan Lahan
Musim Kemarau, Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Jabar Gagal Panen