Basarnas minta keluarga korban Trigana Air sabar tunggu evakuasi
Mereka menyatakan evakuasi terhambat kondisi cuaca dan bentang alam di lokasi kecelakaan.
Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan, tim gabungan evakuasi korban pesawat Trigana Air menginginkan operasi ini cepat dituntaskan. Hanya saja, tim di lapangan terhambat kondisi cuaca dan bentang alam.
"Meskipun kami ingin cepat tuntas, tapi diharapkan pihak keluarga dapat menerima dengan kerelaan hati," kata Bambang kepada awak media di Jayapura, seperti dilansir dari Antara, Selasa (18/8).
Basarnas juga telah menemukan kotak hitam pesawat Trigana Air nahas itu. Bambang mengatakan, pesawat ditemukan di Gunung Bintang, pada koordinat 04 derajat 49 menit 289 detik arah Selatan dan 140 derajat 29 menit 953 detik arah Timur. Sementara itu, jarak dari Bandara Oksibil diperkirakan tujuh Nautical Mile.
"Tadi malam tim darat bermalam di 1.000 meter (satu kilometer), butuh waktu paling sedikit satu jam. Koordinat yang kemarin disampaikan diyakinkan bahwa itu 100 persen benar," ujar Bambang.
Bambang mengatakan, dua petugas telah diturunkan di titik sasaran oleh helikopter Airfast. Tugas mereka adalah menyiapkan landasan helikopter buat keperluan evakuasi (helipad). Selain itu, dua anggota TNI (Paskhas) yang melalui jalan darat sudah sampai di lokasi sasaran sekitar pukul 05.00 WIT.
Bambang melanjutkan, tim pencari juga menemukan uang sebesar Rp 6,5 miliar di lokasi jatuhnya pesawat Trigana Air Service. Namun, duit itu ditemukan dalam kondisi hangus.
"Saya sudah menginstruksikan kepada tim untuk mengamankan uang tersebut dan menyerahkannya kepada pihak berwajib," ucap Bambang.
Meski demikian, uang itu tak seluruhnya terbakar. Beberapa lembar di antaranya masih terlihat utuh. Fulus itu merupakan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera dibawa oleh petugas PT Pos Indonesia Cabang Jayapura ikut dalam penerbangan nahas itu.
"Mengenai uang tidak ada kepentingan dengan Basarnas, tapi ada beban moral untuk bisa menyakinkan dan menemukan, serta mengamankan uang tersebut," tambah Bambang.
Bambang mengatakan, penemuan uang ini bersamaan dengan kotak hitam dan keseluruhan jenazah korban di lokasi tempat jatuhnya pesawat.
"Sekitar pukul 14.10 WIT kotak hitam, keseluruhan jenazah korban, dan uang sudah ditemukan di lokasi tempat pesawat jatuh," imbuh Bambang.
Pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL267 awalnya dinyatakan hilang kontak di sekitar wilayah Oksibil, yaitu di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Pesawat hilang saat menempuh rute Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS). Pesawat tinggal landas dari Bandara Sentani pukul 14.22 WIT dengan estimasi tiba pada pukul 15.04 WIT.
Pukul 14.55 WIT pesawat tersebut melakukan kontak dengan menara Bandara Oksibil. Ternyata kontak tersebut merupakan kontak terakhir, karena setelah pukul 15.00 WIT tidak ada jawaban dari pesawat tersebut ketika dihubungi petugas.
Pesawat itu tercatat membawa 49 penumpang dan lima kru pesawat. Beberapa penumpangnya merupakan pegawai PT Pos Indonesia Cabang Jayapura yang membawa uang bansos sekitar Rp 6,5 miliar.