Bawaslu Sumsel Terima 14 Laporan Dugaan Money Politics di Pilkada Serentak
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menerima 14 laporan dugaan money politics pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di Sumatera Selatan. Sebanyak lima di antaranya dihentikan proses pemeriksaan karena tidak melengkapi persyaratan.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menerima 14 laporan dugaan money politics pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di Sumatera Selatan. Sebanyak lima di antaranya dihentikan proses pemeriksaan karena tidak melengkapi persyaratan.
Ketua Bawaslu Sumsel Iin Irwanto mengungkapkan, ke-14 laporan tersebut di antaranya 4 berasal dari Pilkada Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), 3 laporan dari Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, selanjutnya di Ogan Ilir, Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara masing-masing 2 laporan, dan OKU 1 laporan. Hanya di pilkada OKU Selatan yang sejauh ini belum terdapat laporan dugaan bagi-bagi uang kepada pemilih untuk memenangkan salah satu paslon.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Siapa yang berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2015? Pilkada serentak 2015 digelar untuk daerah-daerah dengan masa jabatan kepala daerah yang habis pada periode 2015 sampai Juni 2016.
"Dari laporan Bawaslu setiap kabupaten, total ada 14 laporan dugaan money politics, paling banyak dari PALI," ungkap Iin, Jumat (11/12).
Dikatakan, Bawaslu masih memproses sembilan laporan. Sementara lima laporan lain yakni sebagian laporan di Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan PALI, dihentikan karena salah satunya tidak memenuhi persyaratan.
"Ya, ada lima laporan tidak melengkapi berkas atau syarat. Jadi pemeriksaan dihentikan," ujarnya.
Dia enggan berandai-andai nasib sembilan laporan yang tersisa untuk diteruskan ke tindak pidana pemilu atau tidak. Sementara laporan dugaan money politic di PALI yang terduga pelakunya memilih melaporkan ke polisi karena dikeroyok dan merasa dijebak, Iin menyebut masih dalam proses pemeriksaan.
"Masih proses," kata dia.
Diketahui, Pilkada serentak di Sumsel digelar di tujuh daerah. Yakni Kabupaten Ogan Ilir terdapat dua paslon, yakni nomor urut 1 paslon Panca Wijaya Akbar-Ardani (PKB, Gerindra, Perindo, NasDem, Demokrat, PKS, PAN, PPP) dan nomor urut 2 paslon Ilyas Panji Alam-Endang PU Ishak (PDIP, Golkar, Hanura, PBB, Partai Berkarya).
Kabupaten OKU Timur, nomor urut 1 paslon Lanosin Hamzah-Adi Nugraha Purna Yudha (PKB, Demokrat, NasDem, PKS, Gerindra, Hanura, PPP, PAN, PDIP, Golkar, Perindo) dan nomor urut 2 paslon Kolonel Ruslan-Herly Sunawan (jalur perseorangan sebanyak 41.560 dukungan KTP).
Kabupaten Musi Rawas nomor urut 1 paslon Ratna-Suwarti (Partai Gerindra, Golkar, PAN), dan nomor urut 2 paslon Hendra Gunawan-Mulyana (Demokrat, PDIP, Hanura, NasDem, PKS, PKB, PBB).
Kabupaten Musi Rawas Utara nomor urut 1 paslon Devi Suhartoni-Inayatullah (PDIP, NasDem, Hanura), nomor urut 2 paslon Akisropi Ayub-Baikuni Anwar (jalur perseorangan sebanyak 16.655 dukungan KTP) dan nomor urut 3 paslon Syarif Hidayat-Surian (PBB, Gerindra, PPP, PKS, PAN, Golkar, PKB, Demokrat, Perindo).
Kabupaten PALI nomor urut 1 paslon Devi Harianto-Darmadi (Demokrat, PAN, Hanura). Sementara paslon Heri Amalindo-Soemarjono (PDIP, Golkar, PKS, NasDem, Gerindra, Perindo, PPP, PBB, PKB) nomor urut 02.
Kabupaten OKU yang hanya terdapat satu calon yakni paslon Kuryana Azis-Johan Anuar (PKS, PBB, PAN, Golkar, PKPI, PPP, Gerindra, Demokrat, PKB, PDIP, NasDem) ditetapkan tampak depan sebelah kanan.
Kabupaten OKU Selatan yang juga memiliki satu paslon yakni Popo Ali-Sholihien (PKB, Gerindra, PDI, Golkar, Nasdem, PKS, Perindo, PPP, PAN, Hanura, Demokrat, PBB) ditetapkan pada tampak depan sebelah kiri.
Baca juga:
Dikeroyok dan Merasa Dijebak, Terduga Pelaku Money Politics di PALI Lapor Polisi
Bawaslu Bakal Klarifikasi Dugaan Politik Uang di Jembrana Bali
Catatan Bawaslu Jabar: Mulai dari Politik Uang Hingga Petugas KPPS Coblos Surat Suara
Bawaslu Jateng Selidiki Dugaan Politik Uang dengan Modus Kupon Sembako
Polisi Sita Rp450 Juta Jelang Pencoblosan di Kabupaten Supiori Papua
Bawaslu Jabar Dalami Dugaan Politik Uang di Pilkada Tasikmalaya