Bea Cukai Medan gagalkan 6 penyelundupan narkoba dari Malaysia
Seluruhnya menggunakan pesawat AirAsia dari Malaysia.
Bea Cukai Bandara Kualanamu menggagalkan 6 kali upaya penyelundupan narkoba dalam sepekan terakhir. Seluruhnya menggunakan penerbangan dari Malaysia.
Dari 6 penyelundupan itu, petugas menangkap 10 tersangka. Tujuh merupakan warga negara Indonesia, 3 lainnya warga negara Malaysia.
Kepala Kantor Bea dan Cukai Kualanamu Zaky Firmansyah memaparkan, 3 warga negara Malaysia yang ditangkap berinisial F (29), MR (34) dan AS (35). Sementara itu, 7 warga negara Indonesia yaitu SAZ (44), AH, SW, M (30), K, A dan K Bin A (37).
"Pelaku penyelundupan merupakan penumpang dari Malaysia," kata Zaky, Selasa (15/3).
Penyelundupan pertama digagalkan pada Rabu (9/3). Penumpang berinisial F diamankan setelah turun dari pesawat AirAsia AK 396. Dia tidak lolos pemeriksaan, petugas menemukan pil sebanyak 7.010 butir pil happy five di dalam koper hitam yang dibawanya.
Kamis (10/3), petugas menggagalkan penyelundupan 204 gram sabu-sabu. Mereka mengamankan SAZ yang merupakan penumpang pesawat Air Asia QZ 125. Sabu-sabu itu disimpan di selangkangan pelaku.
Penangkapan itu dikembangkan. Pasangan suami-istri AH dan SW pun ditangkap.
Keesokan harinya, Jumat (11/3), penyelundupan 422 gram sabu di celana dalam juga digagalkan. Saat itu, petugas menangkap MR yang merupakan penumpang pesawat AirAsia QZ 107.
Bukan hanya itu, di hari yang sama petugas juga menangkap AS. Dia membawa 264 gram sabu-sabu dan 4 gram heroin di celana dalam.
Dua hari kemudian, Minggu (13/3), petugas Bea Cukai menggagalkan penyelundupan 237 gram sabu-sabunyikan disembunyikan di anus M. Setelah dikembangkan, K dan A ditangkap.
Dari K disita barang bukti 235 gram sabu-sabu. Sementara dari A diamankkan 313 gram sabu-sabu. Kemudian, petugas juga menangkap K bin A. Dari tangannya disita 113 gram sabu-sabu.
Petugas Bea Cukai telah berkoordinasi dengan Polda dan BNNP Sumut untuk mengembangkan penangkapan ini. Mereka mendalami jaringan kesepuluh orang ini. Bahkan petugas telah mengidentifikasi otak penyelundupan yang merupakan warga negara Indonesia yang tinggal di Malaysia.
"Kita juga telah bekerja sama dengan Kepolisian Diraja Malaysia," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Reynhard Silitonga.