Begini Cerita ODGJ yang Ditemukan Meninggal Punya Uang Ratusan Juta di Depok
Semasa normal, almarhum Minan kerap berjualan sayur dan buah. Dulu, Minan tinggal bersama orang tuanya. Namun ketika orang tua Minan meninggal, Minan diurus oleh adiknya yang bernama Minah.
Kabar orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang meninggal dan memiliki uang ratusan juta masih ramai diperbincangkan. ODGJ itu bernama Minan Tu'u (70). Dia ditemukan meninggal dunia di depan pom bensin Grogol, Kelurahan Grogol, Limo Depok, pada Senin (13/2).
Minan mulanya bukanlah ODGJ. Dia baru mengalami gangguan jiwa saat usia 30 tahun. Semasa normal, almarhum Minan kerap berjualan sayur dan buah. Dulu, Minan tinggal bersama orang tuanya. Namun ketika orang tua Minan meninggal, Minan diurus oleh adiknya yang bernama Minah.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Kapan Desa Karangjaya menjadi viral di media sosial? Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat baru-baru ini viral di media sosial.
Dari cerita Minah terungkap bahwa almarhum memiliki banyak uang yang didapat dari pemberian orang yang mengisi BBM di SPBU Jalan Pramuka, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo. Setiap pagi almarhum keluar rumah dan diam di dekat SPBU.
“Saban pagi dia keluar rumah, ke pom bensin, di sana ada yang suka kasih uang, saya sama suami lihat sendiri, yang bawa motor sama mobil suka kasih ke dia, kalau jalan juga enggak jauh,” kata Minah, Rabu (15/2).
Minan tidak pernah meminta uang kepada orang. Uang yang didapatnya itu hasil pemberian orang yang iba melihat Minan. Tak hanya uang, Minan juga sering diberi makanan oleh orang. Namun jika tidak ada yang memberi makan, Minan akan pulang ke rumah dan makan di rumah.
“Biasanya kalau siang dan tidak ada yang kasih makan, pas perutnya lapar dia pulang ke rumah, makan yang saya siapkan pagi sama sore, sehari tiga kali,” ceritanya.
Minan baru pulang ke rumah pada malam hari. Dia memiliki tempat tinggal yang ada di depan rumah kakaknya. Tas yang dibawa Minan pun ada di rumah tersebut karena selalu dibawa oleh almarhum. Minah tidak menyangka kalau kakaknya memiliki uang hingga ratusan juta rupiah. Dirinya sempat melihat Minan merapihkan uang yang didapat dari orang.
“Saya lihat dirapihin uangnya, dimasukin ke bantal, sampai dua apa tiga bantal kali, tapi tidak menyangka sampai Rp100 juta lebih. Yang hitung setelah abang saya meninggal juga warga soalnya,” katanya.
Minah menduga kakanya tidak ingin menjadi beban keluarga sehingga meninggalkan uang hasil pemberian orang. Uang itu pun digunakan untuk keperluan pemakaman hingga tahlilan.
“Mungkin abang saya mikirnya kalau adiknya susah, dia tidak mau jadi beban mpoknya, adiknya. Lebih baik pas mati mending ninggalin duit dulu dah, biar matinya tenang, sudah ada duitnya buat ngurusin, begitu kali kira-kira pikiran dia,” ungkapnya.
Minah mengaku iklas mengurus kakaknya semasa hidup. Uang milik almarhum pun akan digunakan untuk keperluan almarhum dan sisanya digunakan untuk sedekah. Keluarga Minan, sambung Minah bukanlah orang mampu. Dia tidak tahu kalau kakaknya tidak memiliki uang itu maka biaya pemakaman akan sangat berat.
“Kalau orang patungan bisa, saya duit dari mana. Tapi, saya bersyukur sudah ngurusin dia, bisa ninggalin uang untuk niga hari, nujuh hari, 40 hari, sedekahin anak yatim, janda, fakir miskin. Kalau ada sisa saya mau bagusin kuburannya, kalau ada sisa lagi saya sedekahkan ke masjid, itu duit dia, bagus saya tidak ngeluarin biaya, timbang ngeluarin tenaga doang,” tukasnya.
Minah menceritakan, kakanya sempat dua kali kehilangan uang di dalam tasnya. Almarhum pun hanya diam saja saat itu. “Dia planga-plongo aja pas duitnya hilang. Itu sudah lama sekali, satu di dekat pangkalan ojek, satu lagi di Warkop depan,” ceritanya.
Uang yang hilang sekitar Rp 2 juta. Minan pun hanya bersedih dan tidak bisa berbicara apa-apa karena almarhum memang tidak bisa berkomunikasi. “Saya denger-denger Rp2 juta (uang yang hilang), itu mah baru ngumpulin dikit kali, tapi kalau sekarang pas dia enggak ada uangnya sampe Rp100 juta, saya juga kaget,” katanya.
Minah mengaku tidak mempersoalkan uang kakaknya yang hilang. Dia percaya uang tersebut akan diganti oleh rejeki lain. “Kita masih punya Tuhan, masih banyak punya rejeki, udah mati aja rejekinya banyak, apalagi hidup, bisa usaha ke sana ke mari, udah jangan pikirin, nanti rejekinya juga banyakan dari itu, begitu saya bilang ke dia,” pungkasnya.
(mdk/eko)