Begini Skema Misi Evakuasi Darurat WNI Imbas Konflik Perang Saudara di Sudan
Yudo mengungkapkan, Satgas Evakuasi WNI di Sudan akan berisikan 39 personel TNI berisikan kru pesawat, dokter, sampai Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) memakai pesawat boeing 737, TNI AU.
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono resmi membentuk Tim Satuan Tugas (satgas) evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan. Sebagai jawaban atas permintaan misi penyelamatan dari pemerintah, imbas konflik perang saudara di Sudan.
"Ini memang sudah perintah dari Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) karena di sana terjadi konflik di Sudan antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang udah kurang lebih sebulan," katanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin (24/4).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa yang menunjuk Jenderal M Jusuf sebagai Panglima TNI? Presiden Soeharto selalu punya pertimbangan saat memilih Panglima TNI. Tidak selalu melewati jalur reguler seperti yang lazim dilakukan saat ini. Atau menunjuk satu dari kepala staf angkatan. Saat memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI tahun 1978 pun Soeharto mengejutkan banyak pihak.
-
Kapan Jenderal M Jusuf diangkat menjadi Panglima TNI? Saat memilih Jenderal M Jusuf menjadi Panglima TNI tahun 1978 pun Soeharto mengejutkan banyak pihak.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Siapa yang diusulkan Presiden Jokowi sebagai calon Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Kapan Yanwar dilantik menjadi perwira TNI? Saat ini, Yanwar sudah menyelesaikan masa pendidikan dan dilantik menjadi seorang TNI dengan menyandang pangkat Letnan Dua (Letda) di bahu yang tentu membuat sang ayah begitu bangga.
Dia mengungkapkan, Satgas Evakuasi WNI di Sudan akan berisikan 39 personel TNI berisikan kru pesawat, dokter, sampai Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) memakai pesawat boeing 737, TNI AU.
Proses evakuasi nanti telah ditempatkan titik penjemputan awal di Kota Port Sudan, kota pelabuhan di bagian timur Sudan yang secara bertahap akan dievakuasi ke Jeddah, Arab Saudi.
"Nanti dari Port Sudan ke Jeddah dulu. Nanti dari Jeddah ke Jakarta baru akan disampaikan lebih lanjut," ujarnya.
Adapun Jumlah WNI yang akan dipindahkan dari Port Sudan ke Jeddah sebanyak 291 orang. Mereka akan dipindahkan secara bertahap menyesuaikan kondisi di Sudan yang masih berpotensi terjadinya konflik susulan.
"Semoga dapat terlaksana dengan baik dan lancar ya karena memang situasi di sana saat ini gencatan senjata katanya. Sehingga kita ada waktu untuk ambil WNI di sana. Mudah-mudahan dapat terjaga terus situasinya sehingga 291 ini yang standby di Port Sudan dan besok bisa kita jemput menggunakan pesawat," terangnya.
Selain itu, Yudo menjelaskan dari laporan yang diterimanya, evakuasi WNI di Port Sudan akan didahulukan bagi para warga yang dalam keadaan khususnya ibu hamil, orang sakit, anak- anak, dan orang tua.
"Mungkin nanti akan kita dahulukan itu. Makanya nanti ada tim 39 orang nanti yang akan memisahkan mereka untuk mana yang lebih dulu. Tentunya hanya perjalanan 45 menit (Port Sudan-Jeddah)," jelasnya.
"Sehari bisa selesai kalau situasinya aman tentunya, situasinya mendukung, kalo 45 menit bolak-balik dua tiga kali kan bisa. Saat ini kan bisa mengangkut 100," tutup Yudo.
Tunggu Arahan Pemerintah
Sementara untuk WNI yang ada di Ibu Kota Sudan, Khartum, Yudo menyampaikan masih menunggu arahan dari pemerintah. Karena, permintaan evakuasi darurat sejauh ini masih ditunjukkan untuk 291 WNI yang ada di Port Sudan.
"Tentunya nanti dari KBRI yang lebih tahu. Kita Sementara ini perintahnya untuk mengambil dari Port Sudan terlebih dulu nanti apakah ke depan ngumpulnya di Khartum. Kemarin Khartum itu infonya saya dengar sudah diangkut pakai Ferry ke Jeddah melalui jalur laut," kata Yudo.
Menurutnya, pemerintah Indonesia lewat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan pihak KBRI telah memahami mana yang lebih dulu prioritas. Sehingga pihak TNI akan mengikuti koordinasi teknis disana sesuai arahan pemerintah.
"Kedutaan kita di Khartum tentunya dari Kemlu sudah diatur prioritas mana dulu. Ini lebih pada masyarakat Indonesia mungkin nanti Kemlu, KBRI terakhir yang ini (Port Sudan) kan duluan," ujarnya.
Adapun total personel yang tergabung dalam Satgas evakuasi WNI di Sudan sebanyak 39 orang dibawah pimpinan Kolonel Pnb Noto Casnoto yang akan diberangkatkan, Selasa (25/4) besok pagi.
Diketahui saat ini kondisi di Sudang tengah memanas imbas konflik antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) mengakibatkan sejumlah negara mengambil langkah evakuasi terhadap warganya, termasuk Indonesia.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menjelaskan bahwa rencana awal seluruh warga negara Indonesia (WNI) akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata.
"Namun demikian, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evacuee lainnya maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap," ungkap Menlu Retno dalam keterangannya pada Senin (24/4/2023).
Retno mengimbau agar setiap WNI yang masih berada di Sudan untuk melaporkan diri keberadaannya ke KBRI Khartoum agar dapat dilakukan evakuasi pada tahap kedua.
"Jadi, bersamaan kita lakukan evakuasi pada tahap kedua. Oleh karena itu, mohon dengan hormat untuk yang belum melaporkan diri segera menghubungi KBRI Khartoum," kata dia.
(mdk/fik)