Bentrokan Dua Kelompok Pemuda di Buton, 2 Orang Tewas Kena Benda Tajam
Selain dua korban meninggal dunia, kata Djufri, terdapat pula delapan orang mengalami luka-luka akibat terkena busur atau benda tajam lainnya.
Akibat bentrok antar warga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, terdapat dua korban meninggal dunia. Dinas Kesehatan setempat menyebut para korban itu tewas terkena benda tajam.
"Korban yang meninggal dunia antara lain karena luka benda tajam," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Buton, Djufri, di Buton, Kamis (6/6).
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Apa itu buta warna? Buta warna, juga dikenal sebagai defisit penglihatan warna, adalah suatu kondisi umum dimana kemampuan seseorang untuk melihat warna terganggu.
-
Bagaimana bentuk Batu Wongwongan Lebak? Batu Wongwongan diketahui memiliki ciri unik, yakni berbentuk Yoni tanpa cerat, serta terdiri dari masing-masing muka di setiap sisi yang memiliki kepala arca dan berhias rambut anting-anting dengan kondisi yang telah usang.
-
Bagaimana bentuk makam Buto? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan mengatakan, makam Buto berupa lubang berbentuk lonjong dengan jenazah ditempatkan dalam posisis jongkok, kebanyakan di sisi kiri dengan kepala mengarah ke barat.
-
Kapan pantun diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda? Pada 17 Desember 2020, pantun telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Selain dua korban meninggal dunia, kata Djufri, terdapat pula delapan orang mengalami luka-luka akibat terkena busur atau benda tajam lainnya. "Lebih detailnya kita belum bisa memastikan karena masih dalam pemeriksaan," kata dia seperti diberitakan Antara.
Dalam mengantisipasi para korban kerusuhan, kata dia, pihaknya telah mengambil berbagai langkah dengan membuka pelayanan 1×24 jam di tiap puskesmas terdekat. Dia antaranya Puskesmas Siontapina, Kombewaha, Lasalimu Selatan dan Puskesmas Wolowa.
"Kami dari Dinkes sudah berupaya mengambil langkah-langkah, yang tidak bisa kita tangani di puskesmas, maka kami merujuk ke rumah sakit," ujarnya, seraya mengatakan terdapat korban yang telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Palagimata Kota Baubau.
Sejauh ini pihaknya belum kembali memastikan lagi jumlah korban kerusuhan itu. Karena suasana pengamanan masih dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya kerusuhan tersebut.
Sebelumnya, 87 unit rumah di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, habis dilalap si jago merah. Terbakarnya rumah tersebut dilakukan oleh sekelompok pemuda dari Desa Sampuabalo, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Kejadian tersebut bermula, pada Selasa (4/6) sekitar pukul 21.00 WITA, sekelompok pemuda dari Desa Gunung Jaya melakukan pawai motor melintasi Desa Sampuabalo dengan cara menggas-gas sepeda motornya. Sehingga memancing kemarahan masyarakat dari Desa Sampuabalo.
Lalu, pada Rabu (5/6), sekitar pukul 13.00 WITA, pemuda dari Desa Sampuabalo menggunakan motor hendak menuju ke SP1 atau Ambau untuk menemui keluarganya dalam rangka silahturahim.
Atas kejadian itu, Kapolres Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, AKBP Andi Herman meminta warga Desa Sampuabalo dan Desa Gunung Jaya, bersikap tenang dan tidak mudah terprovokasi.
"Saya minta semua pihak untuk memercayakan dan menyerahkan persoalan ini kepada pihak kepolisian. Kami lagi atur strategi," imbaunya.
Baca juga:
Polda Sultra Buru Pelaku dan Provokator Pembakaran 87 Rumah di Buton
87 Rumah Dibakar di Buton, Kapolres Minta Warga Dua Desa Tenang
Bentrokan Dua Kelompok Pemuda, 87 Rumah Dibakar di Buton
Pemuda Tewas di Tempat Pesta, Dua Kelompok Perguruan Silat Bentrok di NTT
Kondisi Naibonat Kupang Mulai Kondusif Usai Bentrokan
Bentrok Antar Warga di Kupang 1 Tewas