Berangsur membaik, warga Palangkaraya mulai aktivitas tanpa masker
Sejumlah rumah singgah, tempat warga mendapat oksigen dan perawatan, juga mulai sepi pengunjung.
Dampak kabut asap di wilayah Palangkaraya, Kalimantan Tengah mulai berangsur-angsur membaik. Warga sudah mulai beraktivitas tanpa mengenakan masker.
Sejumlah rumah singgah, tempat warga mendapat oksigen dan perawatan, juga mulai sepi pengunjung. Meski demikian, petugas tetap membuka rumah singgah hingga keadaan benar-benar normal.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
"Sudah dua hari ini tak ada kunjungan dari pasien," ujar seorang petugas di Rumah Singgah Pemkot Palangkaraya, Jalan Ahmad Yani, Kota Palangkaraya, Jumat (30/10).
Selain rumah singgah milik Pemkot Palangkaraya, kondisi serupa juga terlihat di dua rumah singgah lainnya yakni rumah singgah di Kecamatan Pahandut dan Rumah Singgah di Kecamatan Sabangau.
Sementara di rumah sakit tipe D Kelampangan, pasien sesak napas masih berdatangan. Salah satunya Devi Purwanti Ningsih (14). Dia langsung mendapat pertolongan berupa pemberian oksigen.
Dari hasil pemeriksaan terhadap pelajar SMP itu, dokter hanya menyarankan untuk istirahat. Dia tidak terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Hanya gejala peradangan tenggorokan. Tanda-tanda penyempitan rongga dada tidak ada," ujar dr Gereyno.
(mdk/noe)