Berantas narkoba, Budi Waseso tarik TNI masuk BNN
Sudah ada dua ketua Badan Narkotika Kota yang dipimpin oleh unsur TNI. Budi Waseso membutuhkan peran TNI untuk memberantas narkoba. Karena TNI dianggap punya nyali besar untuk memerangi narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso menyerukan agar TNI terlibat memerangi narkoba. Hal ini disampaikannya saat bicara dalam Forum Konsepsi Pemuda Melawan Narkoba di tribun lapangan Karebosi, Makassar, Senin (2/10).
"TNI perlu dilibatkan karena TNI adalah bagian dari aparat negara untuk kepentingan bangsa dan negara ke depan," kata Budi Waseso di hadapan tamu.
Hadir dalam acara tersebut Kasdam XIV/Hasanuddin Brigjen TNI Supartodi, Kepala BNNP Sulsel Brigjen Pol Mardi Rukmianto, Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu'mang, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdan Pomanto dan Kapolda Sulsel Irjen Polisi Muktiono.
Dalam ceramahnya yang berdurasi nyaris 2 jam itu, Budi Waseso menjelaskan narkoba merupakan salah satu ancaman negara.
"Agar ada payung hukumnya TNI ikut terlibat memerangi ancaman narkoba, TNI kita tarik masuk ke BNN. Maka sekarang sudah ada dua ketua Badan Narkotika Kota (BNK) yang dipimpin TNI yakni di Cimahi dan di Malang," tegas Budi Waseso yang pernah menjabat sebagai Wakil Direktur (Wadir) Samapta Polda Sulsel ini.
Menurutnya, masih perlu lagi keterlibatan TNI dalam berperan aktif memerangi narkoba di Indonesia.
"Bisa saja nanti kepala BNN-nya dari TNI. Kalau tidak, yah siapalah yang harus punya keberanian dan ketegasan dan tentu dengan nyali yang lebih besar," tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Budi Waseso kembali mengingatkan bahwa di tahun 2016, jumlah narkoba jenis sabu yang didatangkan dari China sebanyak 250 ton. Angka yang sangat fantastis yang awalnya dia sendiri tidak percaya.
"Setelah saya tanya berulang-ulang untuk memastikan, ternyata data mereka (lembaga semacam BNN di China) lengkap. Mereka punya data berapa yang masuk ke provinsi, kota dan kabupaten," kata perwira bintang yang akrab disapa Buwas ini.
Dia mengaku prihatin karena makin dia dalami kasus narkoba di Indonesia bukannya makin senang, tetapi makin sedih. Begitu luar biasanya ternyata narkoba ini merusak, tidak ada lagi wilayah di Indonesia yang tidak tersentuh narkoba. Bahkan hingga ke tingkat RT.
"Papua dan Maluku Utara saya cek karena saya prediksi tidak ada narkoba di sana, tapi ternyata ada," kata Budi Waseso.
Baca juga:
BNN bongkar 137 kg sabu & 42.000 ekstasi selundupan dari Malaysia
Marak pil PPC, BNN Bali obok-obok tempat hiburan malam
BNN sebut efek konsumsi narkoba sintesis bisa gila hingga kematian
Akhir hidup tragis pegawai BNN Bogor di tangan suami
Budi Waseso ogah disamakan dengan Rodrigo Duterte
Budi Waseso klaim libatkan TNI karena perintah Jokowi
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.
-
Kapan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo akan pensiun? Marsekal TNI Fadjar Prasetyo sebentar lagi akan pensiun dari jabatannya. Laki-laki yang dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu 20 Mei 2020 sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) ke-23 akan pensiun pada pertengahan tahun ini.
-
Kapan Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto meninggal dunia? Ayah Irjen Krishna Murti meninggal dunia. Ia adalah Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto Bin Soejitno yang mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (10/7) kemarin.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.