Beras plastik, mie ayam tikus, tahu formalin mau makan apalagi?
Senyawa yang terdapat dalam beras plastik dapat menyebabkan kanker.
Masyarakat sekarang harus ekstra hati-hati dalam mengonsumsi suatu makanan. Sebab, bukan hanya makanan cepat saji saja berbahaya, namun makanan yang diolah sendiri pun juga bisa berbahaya.
Salah satunya seperti yang ditemukan Dewi Setiani. Warga Bekasi ini resah dengan beras yang dibeli karena terasa seperti plastik.
Kandungan senyawa plastik di dalam beras palsu itu ada tiga jenis. BBP (Benzyil butyl phtalate ), DEHP (bis (2-ethylexyl phatalate)), DINP (Diisionyl Phatalate).
Jika bahan itu dikonsumsi, maka dipastikan akan berdampak buruk bagi kesehatan. Jika masuk ke dalam tubuh, ketiga senyawa itu bisa menyebabkan kanker.
Sebelum ditemukannya kasus beras plastik, Indonesia lebih dulu dikejutkan dengan adanya bahan makanan berbahaya. Berikut di antaranya.
-
Mengapa warga Bandung mengolah sampah plastik menjadi kerajinan? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Kapan borgol plastik diperkenalkan? Borgol plastik atau plastic cuffs diperkenalkan pada 1965.
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Kapan sampah plastik mencemari Sungai Ciliwung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
Tahu formalin
Petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor melakukan razia makanan di Pasar Anyar, Bogor Tengah, Kota Bogor. Di pasar itu Petugas menemukan sejumlah pedagang yang masih menjual daging busuk, tahu berformalin dan makanan yang mengandung cat pewarna.
Dalam razia Senin (6/6/2012), petugas melakukan pemeriksaan terhadap satu per satu pedagang yang menjual daging, tahu dan makanan yang diduga mengandung formalin. Hasil pemeriksaan, petugas menemukan makanan pacar cina yang mengandung formalin.
Selain itu, petugas juga menemukan daging ayam busuk. Kemudian barang bukti tersebut oleh petugas dilakukan penyitaan.
Salah satu pedagang ayam, Taspih mengatakan, pihaknya tidak mengetahui kalau daging ayam yang dijual mengandung formalin dan sudah tidak bagus atau busuk. "Saya tidak tahu, kalau daging ayam mengandung formalin dan sudah busuk tersebut, barang dagangannya hanya kirimin dari seseorang," katanya.
Sementara itu salah satu pembeli, Danti mengatakan, ia sangat khawatir banyak makanan yang mengandung formalin, sehingga ia harus berhati-hati membeli barang-barang.
Bakso boraks
Makanan mengandung zat kimia berbahaya seperti borak dan formalin masih beredar di Pasar Pagi Arengka dan Pasar Lima Puluh Pekanbaru. Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) yang melakukan pemeriksaan menemukannya pada bakso, mie kuning, kulit lumpia, cincau dan sejumlah panganan ringan lainnya.
"Tadi, ada 25 makanan yang dijadikan sampelnya di dua pasar. Setelah diuji labor, ada makanan yang mengandung bahan berbahaya tersebut," jelas Kepala BPOM Pekanbaru Indra Ginting, yang langsung turun ke dua pasar tersebut, Kamis (13/11/2014).
Menurut Indra, makanan yang mengandung borak dan formalin sangat berbahaya untuk dikonsumsi. Selanjutnya, pedagang di dua pasar tersebut dilarang untuk memperjualbelikannya.
"Tindakan selanjutnya, BPOM akan berusaha berkoordinasi dengan kepolisian untuk menelusuri dari mana pedagang mendapatkan bahan kimia tersebut. Kita akan memutus mata rantai peredarannya," tegas Indra.
Mie ayam tikus
Hati-hati jika membeli makanan di pinggir jalan jika tak mau mengalami pengalaman menjijikkan seperti yang dialami Imas Dyanti. Dia tak menyadari Mie Ayam yang dibelinya dari seorang pedagang dekat tempat kerjanya ternyata berisi ekor tikus.
Tak ingin ada korban lain, Imas langsung menyebarkan pengalaman buruknya tersebut melalui situs jejaring sosial Facebook miliknya. Tak hanya itu, dia juga sempat mengabadikan ekor tikus yang ditemukannya itu.
"Cuma mau kasih info aja buat teman-teman, hati-hati kalau beli mi ayam, karena ada kejadian yang aku alami kemarin, yaitu ada ekor tikus di dalem, ngeriii banget. Maaf sebelumnya kalo info ini mengganggu kalian," demikian dikutip merdeka.com dari Facebook Imas, Senin (4/5).
Imas mengaku foto yang disebarkannya itu merupakan kejadian yang dialaminya sendiri dan membelinya dari seorang pedagang di kawasan Jl Gempol, Bandung. Status tersebut langsung mendapat beragam reaksi dari sejumlah rekannya.
Beras plastik
Tidak heran jika tingkat kekhawatiran masyarakat semakin tinggi dengan fakta beredarnya beras palsu yang dioplos plastik. Beras tersebut sudah ditemukan di wilayah Bekasi.
Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo meminta masyarakat mengambil sisi positif dari kejadian tersebut. "Satu sisi ada positifnya bahwa konsumen biar tahu bahwa ada beras seperti ini," ujar Widodo kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
Menurutnya, beredarnya beras plastik akan meningkatkan kewaspadaan konsumen ketika membeli bahan pokok kebutuhan sehari-hari. "Sehingga konsumen lebih berhati-hati membeli beras," ucapnya.
Dia menuturkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak tinggal diam dengan peredaran beras plastik. Widodo mengaku tengah melakukan pengusutan dengan menggandeng Bareskrim Mabes Polri.
"Kita sudah ke lapangan dua hari ini. Hari ini dinas kota bekasi. Maka itu kita sedang cek di bekasi sudah membawa ini ke laboratorium, makanya kita tunggu hasil uji lab seperti apa," katanya.