Beratnya Pendidikan Kopassus, Prajurit TNI Dibayar Rp 1 Miliar Ogah Mengulang
Kopassus menjadi pasukan TNI yang paling diandalkan. Latihannya juga tak mudah. Apa saja latihannya?
Dalam TNI di Angkatan Darat atau AD adalah satuan Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Pasukan ini menjadi salah satu pasukan yang paling diandalkan Indonesia. Untuk masuk dalam satuan ini tidaklah mudah. Proses seleksinya ketat.
Seperti yang dikatakan oleh Serka Asmujiono dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia" karya Iwan Santosa dan E.A Natanegara. Asmujiono mengatakan "Le, kalau kamu pingin hidup lebih sengsara dari prajurit biasa, ya masuklah RPKAD (nama lama Kopassus). Pasti kamu sengsara."
-
Apa yang menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD? Soegito lulus Akademi Militer dan bergabung dengan Korps Baret Merah yang saat itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite ini menjadi cikal bakal Kopassus TNI AD. Berbagai penugasan tempur pernah dijalani oleh Soegito. Termasuk terjun ke Dili saat Indonesia menyerbu Timor Timur.
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
Tak hanya itu saja, dalam buku yang sama disebutkan apapun alasan orang masuk Kopassus, mereka tak akan mau mengulang meski dibayar satu miliar rupiah.
"Tidak ada seorang pun yang sebelumnya bisa membayangkan hal-hal yang akan mereka hadapi sebagai seorang Kopassus. Semua berkata sama, mutlak tanpa pengecualian, meskipun kalau dibayar satu miliar mereka tidak akan mau lagi menjalani pendidikan Komando selama tujuh bulan itu." demikian kutipan dalam buku "Kopassus Untuk Indonesia".
Lalu, seperti apa beratnya latihan Kopassus di TNI?
Tidak Ada Hari Libur Selama 7 Bulan
Pendidikan Kopassus dijalani selama tujuh bulan. Mereka akan menjalani pendidikan dua tahap, yaitu tahap 1 dan tahap 2. Selama itu pula, siswa tak bisa berhubungan dengan keluarga, kerabat, dan teman. Mereka juga tak mendapat hari libur.
Sistem gugur diterapkan dalam pendidikan Komando. Jika siswa gagal, tak kuat atau menyerah selama pendidikan, secara otomatis mereka akan diberhentikan dalam pendidikan.
Jadi, selama tujuh bulan itu mereka akan sering berhadapan langsung dengan para pelatih di Batujajar, Situ Lembang, Cilacap, dan Nusa Kambangan.
Beratnya Latihan
Selama pendidikan Komando, siswa akan diberikan tahap-tahap pendidikan. Tahap-tahap itu seperti Tahap Basis (teori tentang kemampuan Prajurit Komando yang berisi ilmu medan, menembak, pengetahuan senjata ringan dan pengetahuan Demosili).
Kemudian Tahap Gunung Hutan, tahap ini dimaksudkan agar prajurit memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi hambatan di gunung dan hutan. Latihan yang diberikan antara lain Penjejakan atau anti penjejakan, survival, dan ilmu medan.
Dan terakhir Tahap Rawa laut. Tahap ini dimaksudkan agar prajurit mampu beradaptasi dengan medan rawa laut. Latihannya seperti pengenalan rawa laut, patroli, dan pendaratan laut.
Ada juga Pembinaan Jasmani Militer. Latihannya cukup menyeramkan. Seperti Ketangkasan jasmani (lempar pisau, renang militer). Lalu latihan bela diri ala militer, dan kesegaran jasmani.
Latihan Fisik Menguras Energi
Latihan fisik selama pendidikan Komando juga sangat berat. Tak bisa sembarang orang mengikuti latihan ini. Mereka harus memiliki rasa juang tinggi dan tak menyerah.
Salah satu latihan terberatnya adalah jalan kaki yang merupakan latihan akhir tahap Gunung Hutan dan mengawali tahap latihan Rawa Laut di Pantai Cilacap. Jalan kaki ini dilakukan sepanjang 500 kilometer, atau dari Batujajar hingga Cilacap. Wajar saja banyak yang menyerah dalam latihan ini.
Dalam satu hari, mereka harus menempuh jarak sekitar 50 kilometer menelusuri bukan jalan raya. Diawali dengan bangun jam 4 pagi di Batujajar, mempersiapkan diri, beribadah, dan memasak sendiri untuk makan hari atau bekas hari itu.
Kemudian, pukul 5 pagi mereka berangkat dan terus berjalan hingga sekitar pukul lima atau enam sore setiap harinya. Sesampainya di Cilacap, mereka tak beristirahat. Mereka melanjutkan latihan Rawa Laut dan diakhiri dengan Latihan Pelolosan dan Uji Kerahasiaan.
Latihan-latihan itu dianggap berat, karena siswa selama enam jam dianggap sebagai tawanan oleh pihak musuh dan terus mendapat deraan fisik sambil mempertahankan samaran yang diberikan.