Berburu Harta Karun Sambil Mencari Jodoh
Di balik fenomena penemuan emas Sriwijaya di Kecamatan Cengal, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ada banyak cerita. Hal itu menambah semangat ratusan warga setiap hari melimbang emas.
Di balik fenomena penemuan emas Sriwijaya di Kecamatan Cengal, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, ada banyak cerita. Hal itu menambah semangat ratusan warga setiap hari melimbang emas.
Herman (29) warga Desa Pelimbangan mengatakan, selain bertujuan mencari nafkah, dia memburu emas juga untuk mendapatkan jodoh. Sebab, banyak gadis dari luar desa yang ikut melimbang emas.
-
Di mana situs Kerajaan Sriwijaya ditemukan? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
-
Siapa yang meyakini penemuan situs Kerajaan Sriwijaya? Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris meyakini penemuan tersebut, termasuk temuan patung Buddha emas seukuran batu rubi yang bernilai jutaan dolar.
-
Siapa nama raja Sriwijaya yang menjadi nama museum ini? Mengutip beberapa sumber, nama Museum Balaputera Dewa diambil dari nama raja Sriwijaya yang bertakhta pada abad ke-9 masehi dan juga mantan Kepala Dinasti Syailendra bernama Balaputeradewa.
-
Kapan Tarian Gending Sriwijaya resmi ditampilkan? Resmi Ditampilkan Setelah melewati rangkaian percobaan, Tari Gending Sriwijaya resmi dibawakan pada tanggal 2 Agustus 1945 dalam rangka menyambut pejabat Jepang dari Bukittinggi.
-
Siapa Sri Maharaja Tarusbawa? Menurut Wikipedia, Sri Maharaja Tarusbawa merupakan raja ke-13 dari Kerajaan Tarumanegara.
-
Bagaimana Tarian Gending Sriwijaya ditampilkan? Tarian ini dibawakan oleh gadis Palembang untuk menerima tamu penting. Palembang tak hanya terkenal dengan makanan khasnya, melainkan juga tradisi dan budayanya yang begitu beragam dan unik. Salah satu budaya Palembang yang terkenal adalah Tari Gending Sriwijaya.
"Sekalian cari jodoh, siapa tahu ada cewek yang suka," kata Herman.
Dari cerita didapatnya, pernah ada pemburu emas berpacaran hingga naik pelaminan. Begitu juga pasangan muda-mudi yang menemukan tambatan hati di lokasi.
"Kalau pacaran-pacaran saja banyak, cinta lokasi kata orang itu," kata dia.
Sementara Sukas (50) warga Cengal menuturkan, kejadian menarik saat melimbang emas lainnya adalah mengerumuni gadis-gadis yang tengah berada di tengah sungai. Setiap ada gadis, bisa dipastikan ramai oleh anak-anak muda, termasuk juga pria dewasa lainnya.
"Cuma senang saja kalau dekat-dekat cewek, bisa candaan, tawa-tawa begitu," kata dia.
Untuk menjaga kulit, para gadis itu biasanya memakai penutup wajah hingga kepala. Pakaian yang dikenakan dipilih dapat menutupi hingga pergelangan tangan. Khawatir masih tersengat matahari, mereka memoles wajahnya dengan masker menggunakan bedak tradisional.
"Walaupun sudah tertutup rapat begitu masih saja iseng mendekati, kan niatnya cuma penyemangat, tidak suntuk melimbang," ujarnya.
Ratna (24) gadis desa asal Tulung Selapan mengaku tidak terusik keberadaan banyak penambang pria di sekitarnya. Sebulan melimbang dirinya tak pernah mengalami kejadian tak mengenakkan dari sesama perburu harta karun.
"Kan ramai, tidak mungkin berani. Lagian lebih asyik ramai, bisa ngobrol-ngobrol. Siapa tahu dapat jodoh," kata dia.
Baca juga:
Musim Melimbang Harta Karun di Cengal
Banyak Siswa Bolos Sekolah Bantu Orang Tua Berburu Harta Karun
Kesaksian Para Pemburu Harta Karun Kerajaan Sriwijaya
Perburuan Harta Karun Sriwijaya
Awal Mula Penemuan Harta Karun Sriwijaya di Cengal