Beredar kabar Kakek Slamet ditelantarkan di Madinah, ini faktanya
Kakek Slamet adalah jemaah asal Jember dari kloter 27. Ia telah mendapatkan perhatian dan perawatan dari tim dokter
Dalam beberapa hari terakhir beredar kabar di media sosial ada jemaah haji Indonesia dari Jember, Jawa Timur, kloter 27 ditelantarkan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Madinah. Benarkah?
Ternyata, kabar itu tidak benar. Hasil penulusuran, jemaah haji yang ramai di medsos itu bernama Slamet bin Toryeh. Sejak awal kedatangan, jemaah sudah mendapatkan perhatian dan perawatan yang baik.
"Kami sejak awal kedatangan beliau ke Madinah sudah memonitornya. Jadi tidak benar kalau PPIH menelantarkannya," kata anggota Perlindungan Jemaah (Linjam) Sektor 4, Daker Madinah, Serka Alpan Arbudi saat menemani tim Media Center Haji menemui Slamet bin Toryeh di kamar 802 Hotel Al-Mukhtarah Tower, Madinah, Kamis (10/8).
Ia menyesalkan adanya kabar yang tidak benar di media sosial soal Kakek Slamet. "Saya yang mengantarkan Pak Slamet ke Masjid Nabawi. Tadinya dia ngotot tetap salat lima waktu ke Nabawi untuk mengejar arbain, setelah dijelaskan Pak Slamet enggak ngotot lagi," ucap anggota Kodam Bukit Barisan ini.
Jemaah berusia 70 tahun ini menderita stroke sejak 3,5 tahun lalu sehingga tidak bisa berdiri tegap lagi. Untuk ibadah ke Nabawi, Kakek Slamet membutuhkan bantuan kursi roda.
"Setiap hari saya antarkan beliau ke Masjid Nabawi. Tapi Pak Slamet ini tidak kuat panas dan dingin. Jadi biasanya hanya sekali ke Nabawi," ujarnya.
Kakek Slamet biasanya berangkat ke Masjid Nabawi pada waktu Ashar, lalu menunggu hingga salat Magrib dan Isya. "Nah Pak Slamet ini kalau di dalam masjid tidak kuat AC, sedangkan di luar masjid tidak kuat panas. Saya selalu tanya beliau mau salat di Masjid Nabawi kapan. Nanti saya antar," ungkapnya.
Sementara itu, dokter Gini Wuryandari, dokter Kloter 27 Embarkasi Surabaya (SUB 27) juga membantah ada penelantaran jemaah atas nama Slamet bin Toryeh. Menurut dia, jemaah sejak awal mendapatkan pendampingan petugas haji.
"Dari embarkasi sudah kami fasilitasi dengan kursi roda. Sejak naik bus sampai naik pesawat kami dampingi. Bahkan didudukkan di kelas bisnis bersama istrinya," paparnya.
Saat tiba di Bandara AMAA Madinah, Kakek Slamet dibawa dengan kursi roda dan didahulukan Petugas Haji Daker Bandara saat pemeriksaan imigrasi. "Sampai di kamar kami juga melakukan visitasi sehari sekali. Mungkin jemaah yang lain tidak melihat kami mengunjungi Pak Slamet sedang salat di Masjid Nabawi," tuturnya.
"Bapak sakit stroke tiga tahun lalu," imbuh Juwaria Sino, istri Slamet.
Baca juga:
Perjalanan 140 Calhaj Madina ke asrama haji Medan terhambat longsor
40 Calon jemaah haji plus ilegal asal Makassar gagal berangkat
Shalat di Masjid ini mendapatkan pahala Umrah
15.013 calhaj Jateng & DIY diberangkatkan, 4 di antaranya meninggal
Marak jasa kursi roda ilegal, jemaah haji Indonesia diminta waspada
-
Apa itu haji? Haji sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang bisa ditunaikan. Haji merupakan ibadah yang ditunaikan setelah syahadat, salat, zakat, dan puasa. Namun dalam syariatnya, menunaikan ibadah Haji dapat dilakukan apabila seorang muslim mampu melaksanakannya.
-
Siapa yang berangkat haji? Rezky Aditya merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada dirinya dan istrinya, Citra Kirana, untuk dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
-
Kapan calon jamaah haji plus berangkat? Dalam hal waktu tunggu, periode untuk haji plus biasanya lebih singkat dibandingkan haji reguler.Akibatnya, biaya untuk program haji plus cenderung lebih tinggi.
-
Siapa Raja Ali Haji? Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad atau dikenal dengan nama pena Raja Ali Haji lahir di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada tahun 1808 silam.
-
Apa yang dimaksud dengan gelar Haji dan Hajah di Indonesia? Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan penyebutan gelar Haji atau Hajah. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia memiliki tradisi memberi gelar 'Haji' atau 'Hajah' di depan nama orang usai menunaikan ibadah Haji.