Berjualan di Area Kremasi, Sukarni Lebih Takut Tidak Punya Uang Ketimbang Mistis
Demi mencukupi kebutuhan rumah tangga, ibu tiga anak bernama Ketut Sukarni (37) berjualan seorang diri di tempat Krematorium Mumbul, Jalan By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali.
Demi mencukupi kebutuhan rumah tangga, ibu tiga anak bernama Ketut Sukarni (37) berjualan seorang diri di tempat Krematorium Mumbul, Jalan By Pass Ngurah Rai, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali.
"Saya sudah jualan sejak tahun 2017, iya untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga," kata wanita yang bermukim di Jalan Giri Puspa, Mumbul Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, Selasa (7/5).
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang membuat wanita di era sekarang ini sangat inspiratif? Wanita di era sekarang telah banyak yang menunjukkan kekayaan potensi dan keberanian yang luar biasa. Mereka mampu menginspirasi dan memimpin dengan prestasi yang mengesankan.
-
Siapa yang menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia? Tokoh yang memiliki semangat tinggi dan menjadi sumber inspirasi bagi wanita Indonesia. Selamat hari Kartini untuk wanita Indonesia!
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Mengapa kata-kata bijak tentang wanita sangat penting? Bagi kalian para wanita hebat, kata-kata bijak tentang wanita berikut ini bisa menambah motivasimu dalam menerjang tantangan dunia.
-
Siapa yang bisa menginspirasi wanita untuk menjadi lebih kuat? “Sabar ketika di-bully itu pahit rasanya. Tapi kadang yang pahit itu justru yang bisa menyembuhkan luka.” -Merry Riana
Di tengah lahan Krematorium Mumbul, Sukarni seorang diri menjajakan makanan ringan, kopi dan minuman lainnya.
Lapaknya hanya meja yang terbuat dari triplek dan kayu. Di sana ia menunggu para pembeli yang pada umumnya para anggota keluarga yang sedang kremasi atau ngaben.
Jika ada kremasi para pengunjung akan ramai mendatangi lapak Sukarni untuk memesan minum atau membeli makanan ringan, sambil menunggu prosesi kremasi usai.
"Iya kalau ramai bisa mendapatkan ratusan ribu. Tapi saya pernah hanya mendapatkan Rp 25 ribu cukup membayar uang lapak saja," ucapnya.
Dalam sehari berjualan, Sukarni harus membayar uang tempat jualan sebesar Rp 25 ribu. Sukarni juga bercerita, pada awal dia nekat berjualan di tempat krematorium tahun 2017. Dia pada waktu itu masih menggunakan kardus mi instan dan ia berkeliling menjajakan makanan dan minuman kepada para pelayat. Seiring berjalannya waktu, uang hasil jualan dia tabung untuk membuat lapak.
"Awal jualan saya modal Rp 60 ribu. Saya tahu tempat ini dari tetangga. Katanya kalau jualan di tempat ini ramai asal tidak malu. Iya saya nekat saja, apalagi saya kepepet pada waktu itu, untuk membayar utang, buat makan dan membiayai sekolah anak," tuturnya.
Sukarni dalam seminggu, bisa tiga hingga empat kali menjajakan dagangannya di krematorium. Jika mendapatkan info akan ada kremasi, dia segera mengangkut jualan dari rumahnya menggunakan sepeda motor. Kendati membawa segala barang yang cukup berat Sukarni tak patah arang.
Sukarni juga bercerita awalnya ia tidak diizinkan oleh suaminya untuk berjualan di krematorium. Namun karena kebutuhan rumah tangga mendesak akhirnya Sukarni nekat berjualan.
"Awalnya tidak diizinkan sama suami. Karena nanti yang jemput anak siapa, terus yang mengurusi rumah dan lain-lainnya. Tapi saya nekat saja, pertama karena saya harus membantu suami saya, untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Karena gaji suami saya hanya tinggal sedikit untuk membayar hutang," ujarnya.
"Suami saya kerja di perkebunan hotel. Gaji untuk bayar utang saja nanti sisanya tinggal Rp 600 ribu. Jadi bekalnya anak-anak dan kebutuhan lainnya saya yang menanggung," imbuhnya.
Sukarni juga mengaku tidak takut hal gaib saat berjualan di krematorium. Ia mengaku berjualan sampai tengah malam juga pernah ia lalui.
"Kalau di sini saya jualan dari jam 8 pagi sampai sore. Pernah juga sampai jam 10 malam atau jam 1 malam. Karena kremasi ini dibuka 24 jam. Iya tidak takut kan banyak orang. Saya lebih takut kalau tidak punya uang," ungkapnya sambil tersenyum.
Sukarni juga mengaku, jika tidak ada kremasi atau ngaben dia berjaga warung di rumahnya. Selain itu ia juga bekerja di sebuah vila dekat rumah, untuk menyiram halaman dan menyapu. Setelah itu ia melanjutkan berjualan di krematorium.
"Iya cari tambahan kerja di vila. Sekarang suami saya ngerti, kalau saya sampai tidak begini kan tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga," ungkapnya.
Sukarni juga bercerita dia merasa senang dari hasil berjualan di krematorium sejak tahun 2017. Ia sudah mampu membeli kulkas dari hasil tabungan yang ia kumpulkan.
"Kalau beli barang uang saya baru bisa beli kulkas untuk di rumah saja. Agar sisa minuman di sini bisa didinginkan. Sekitar Rp 3 juta hasil celengan, iya saya sedikit-demi sedikit uang Rp 20 ribu atau 30 ribu bisa dicelengin," ujarnya.
Baca juga:
Tips Sukses Buat Anda yang Ingin Terjun ke Bisnis MUA
Kisah Sheki, Wanita 20 Tahun Mampu Raup Rp 8 Juta Lewat Bisnis MUA
Cerita Sri Wati, Driver Perempuan Yang Jadi Juara Mitra Go-Food
8 Model Plus Size Seksi & Inspiratif yang Perlu Tampil di Victoria's Secret
Binaragawati Cantik ini Dijuluki Barbie Berotot dari Korea
7 Quotes Inspiratif Hari Perempuan Internasional dari Para Selebriti Dunia