Berkah olah ikan jadi abon, IRT di Makassar bisa keliling Indonesia
Berkah olah ikan jadi abon, IRT di Makassar bisa keliling Indonesia. Tak hanya itu, kini Nuraeni mampu membedakan ikan hasil tangkapan alami dan dengan menggunakan bom.
Nuraeni, perempuan berusia 49 tahun ini sukses berkeliling Indonesia berkat olahan ikan yang ia buat. Ketua Kelompok Usaha Fatima Az-Zahra ini mampu memberdayakan olahan ikan bersama dengan 30 istri nelayan di Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makasar.
Hasil yang diraih Nuraeni tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ia yang dulunya hanya ibu rumah tangga mampu bangkit usai ditinggal suami tercinta. Ia merangkul puluhan wanita yang sebagian besar merupakan korban KDRT dan para tengkulak.
Dengan tangan besi, mereka mampu menghasilkan olahan ikan berupa abon ikan tuna, ota-ota ikan tenggiri, bakso ikan tuna, nugget ikan tuna dan banding cabut tulang.
"Alhamdulillah saya sudah keliling Indonesia. Aceh hingga Sorong, Papua saya melatih ibu-ibu nelayan. Pengalaman yang saya bawa ke sana, banyak pula pengalaman yang saya bawa pulang," tutur Ibu Eni saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, kini Nuraeni mampu membedakan ikan hasil tangkapan alami dan dengan menggunakan bom.
"Ikan yang ditangkap karena dibom itu dagingnya lembek, patah-patah dan gampang rusak. Kalau ikan yang tidak dibom seperti di Papua itu ikannya segar, dagingnya bagus dan aman," kata Ibu Eni.
Kegiatan di kelompok usahanya yang kini beranggotakan sekitar 600 orang ini, lanjut ibu Eni, adalah memberikan pelatihan melalui Sekolah Pesisir bentukannya. Tak jarang, kelompok usaha tersebut juga melakukan bakti sosial.
"Semua yang kita lakukan dan berikan ini serba gratis. Diambil dari sebagian keuntungan yang kami dapatkan kita sisihkan untuk kegiatan sosial. Jadi kalau ada yang membeli produk kami, mereka juga itu sebenarnya ikut menyumbang," ujar Ibu Eni tersenyum.